Setelah mendapati kegagalan yang diterimanya, Idham Azis memutuskan untuk masuk perguruan tinggi.
Ia akhirnya mengenyam pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
Tidak menyerah begitu saja, di tahun berikutnya, Idham Azis berusaha untuk mengikuti tes AKPOL kembali namun kembali gagal.
Hingga pada tahun 1988, akhirnya ia diterima menjadi anggota AKPOL A.
Sepak Terjang Idham Azis di Kepolisian
Idham Azis mengawali karirnya menjadi Perwira Samapta Kepolisian Resor Bandung pada tahun 1988.
Kemudian, ia dipindahtugaskan menjadi Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung pada tahun 1989.
Pada tahun 2008, Idham Azis berpindah tugas ke Jakarta Barat menjadi Kepala Kepolisian Resor Metro.
Pada tahun 2010, ia juga pernah Wakil Kepala Densus 88/Anti-Teror Polri.
Kemudian, ia menjadi Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya pada tahun 2017 dan menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri di tahun 2019.
Selain dikenal andal dalam menangani kasus terorisme, Idham Azis juga pernah diminta oleh Tito Karnavian untuk menjadi wakilnya saat menyelidiki kasus mutilasi tiga siswi SMA Kristen di Poso, Sulawesi Tengah.
Berkat kinerja luar biasa yang dilakukan oleh Idham Azis, ia akhirnya diangkat menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) pada tahun 2019 oleh Presiden Joko Widodo.
Kini, ia telah menjadi seorang purnawirawan Polri sejak Januari 2021 silam.
Jabatan Kapolri pun telah berpindah tangan, yang kini diemban oleh Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik pada 27 Januari 2021.
Itu dia profil dari Idham Azis, mantan Kapolri yang namanya ikut terseret dalam pusaran kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo. (dis)