Alih Fungsi Guna, Sebabkan Puluhan Hektare Lahan di DAS Sungai Citarum Kritis

“Kalau tidak sama kita, sama siapa lagi. Maka saya selalu bilang pada warga mulai lah kembali mencintai lingkungan dari diri sendiri,” tandasnya.

Sementara itu, penanggungjawab kegiatan konservasi penanaman pohon dan pelatihan pembuatan pupuk organik padat dan cair, Daud Yusuf mengatakan kegiatan dilakukan dalam upaya mengembalikan dan memulihkan kondisi bumi yang mulai kritis.

“Program ini merupakan sinergis PSDA san PJT Pemprov Jabar dan beberapa stakeholder,” ucapnya.

Dia menerangkan, kegiatan dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar mau kembali mencintai dan melindungi lingkungan. “Ada sekitar 150 warga dan petani yang mengikuti acara ini,” sebutnya.

Dia menyebutkan, ada sekitar 18.000 hingga 20.000 bibit tanaman produktif seperti bibit pohon kopi, petai, alpukat dan pohon jabon.

Selain penanaman pohon, lanjutnya, di program konservasi ini, pihaknya juga membuat jalan gang, pembuatan rumah PKBM dan pembangunan Cek DAM.

Untuk pemilihan tempat kegiatan dan penanaman pohon, pihaknya memilih berdasarkan databest dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar dan dinas pengelolaan air.

“Dari data itu, ternyata di DAS Citarum ada beberapa yang memprihatinkan. Salah satunya di Cirasea ada lahan seluas 50 hektare yang bisa disebut kritis. Makanya kegiatan kita lakukan di sini,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Assisten manajer monitoring dan evaluasi serta pelaporan sumber daya dan sumber listrik pada Perum Jasa Tirta (PJT) II,  Irfan membenarkan jika aktivitas warga yang tinggi membuat adanya alih fungsi lahan, menyebabkan sedimen atau banjir.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung program kegiatan koservasi sumber daya di sub DAS Cirasea pada sub DAS Sungai Citarum.

“Ini dilakukan untuk keberlangsungan daya guna dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut, secara pegetasi pihaknya melakukan penanaman pohon. Sementara  secara teknis pembuatan cek DAM dan mengedukasi masyarakat, pembuatan rumah PKBM serta pelatihan pembuatan pupuk organik padat dan cair

“Kegiatan terselenggara atas usulan dinas suber daya air Jabar kemudian PJT melakukan koordinasi dan sinergitas bersama stakeholder lain,” terangnya.

Dia berharap dengan adanya konservasi, lingkungan, khususnya kawasan hutan lindung bisa kembali menjadi serapan penahan air. Sehingga, selain bisa mencegah terjadinya longsor dan banjir juga dapat menjaga kualitas dan kuantitas air.

Tinggalkan Balasan