Kereta Api Melaju Cepat, Seorang Ayah di Rancaekek Menabrakkan Diri Sambil Gendong Anak

RANCAEKEK – Terjadi peristiwa naas hingga memakan dua korban jiwa di perlintasan kereta api wilayah Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung pada Kamis (11/8).

Ketika dikonfirmasi, Kapolsek Rancaekek, Kompol Nanang Heru Sucahyo membenarkan, adanya kecelakaan yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

“Seorang laki-laki dan anak kecil tertabrak Kereta Api Turangga jurusan Surabaya-Bandung,” kata Nanang kepada Jabar Ekspres melalui seluler.

Dia menerangkan, peristiwa naas itu terjadi sekiranya pukul 5.15 WIB dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Kampung Ciherang, RW11 RT07, Desa Bojongloa.

“Dari Polsek (Rancaekek) langsung mendatangi TKP, mengamankan TKP dan kumpulkan keterangan saksi-saksi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dari keterangan saksi di lokasi, kronologisnya bermula ketika Kereta Api Turangga akan melintas dan kendaraan-kendaraan saat itu berhenti sebab palang pintu perlintasan sudah ditutup.

Dilanjutkan Nanang, seorang laki-laki bersama anak kecil menggunakan kendaraan roda dua memarkirkan motornya di pinggir jalan.

“Kemudian laki-laki tersebut turun dan menggendong anaknya untuk kemudian berjalan ke tengah rel KA (kereta api),” ucapnya.

Diketahui, korban yang bernama Atep Suryadi (32) warga Kampung Babakan Jawa, RT01 RW12, Desa Bojongloa itu mempunyai hubungan darah dengan anak kecil yang dibawanya, Tresa Adisti Nurhada (3).

“Pada saat itu dari arah Timur sedang melintas KA Turangga, sehingga kedua korban tertabrak dan meninggal di tempat,” jelasnya.

Disampaikan Kapolsek, atas terjadinya peristiwa naas tersebut, pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi.

“Keluarga korban menganggap kejadian itu sebagai takdir dari Allah SWT dengan dibuatkan surat pernyataan (oleh Polsek Rancaekek),” tukasnya.

Surat pernyataan tersebut diketahui sudah disepakati oleh Polsek Rancaekek dan ditandatangani oleh pihak keluarga korban.

Sementara itu, seorang saksi mata bernama Ason Suryadi (43) warga Ciherang, RT01 RW13, Desa Jelegong Kecamatan Rancaekek mengaku, melihat korban mendekati rel kereta api sebelum tertabrak.

“Setelah palang pintu (perlintasan inisiatif) ditutup banyak motor berhenti dan korban parkirkan motornya gak jauh dari pembatas,” papar Suryadi kepada Jabar Ekspres.

Diketahui, Suryadi atau akrab disapa Mang Ason itu sudah cukup lama berprofesi sebagai penjaga pintu perlintasan inisiatif di lintas KA Ciherang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan