bagus aryo sutikno
Kisah p Julianto mengingatkan saya pada kisah epic Yusuf dan Julekho. Rayuan Julekho tidak mampu meruntuhkan iman si Yusuf. Baju Yusuf yg robek tidak mampu memenangi kenenaran. Namun Yusuf justru rela dipenjara walau dirinya yg benar. Sikap yg justru membuat Julekho kian ambuarr diremok rindu mendendam. Apapun endingnya, berkat si Sheren sekolah teruntuk yatim piatu itu hilang marwahnya. Selamat ya Sheren, kamu hebat.
Pryadi Satriana
Ngoyoworo. Tahu tidak objektif kok terus nulis. Isinya sekadar ‘ghibah’. Mengeluarkan ‘angan2 ngawur’. Nggladrah. Nyinggung Sheren pindah agama. Ndhak terkait kasus. Apalagi ada ‘statement’ sampai lulus tetap shalat berjamaah. Abah sdh provokasi. Perpindahan agama itu ngapain disebutkan? Gak relevan! Islam mengajarkan tak ada paksaan dalam beragama. Tapi yg meninggalkan Islam dibenci & dimusuhi. Ada yg diperkusi. Aneh, tapi nyata. Padahal nabi pun sekadar pemberi peringatan. Keyakinan terserah masing2. Tanggung jawab masing2. Apa sih yg mau disampaikan Abah dlm tulisan hari ini? Sheren? Kasusnya? Paguyuban? (kok jadi bagian judul?). Mikir dulu yg bener yg mau ditulis apa, biar gak ghibah dan nggladrah. Jaga marwah, Bah. Sehat selalu. Salam. Rahayu.
herry isnurdono
Gianto Kwee
Semoga akhir dari kasus Sheren Vs Julianto “Both Side Win” karena ada kepentingan yang lebih besar, yaitu “Selamat Pagi Indonesia” tetap eksis dan makin besar. Mohon kesedian Bung Pry dan Bung Johannes Kitono untuk jadi juru damai, anda berdua Pantas dan Layak mengemban tugas ini ! Salam
