Oleh Dahlan Iskan
PERJALANAN sebuah ide, di bidang bisnis, sering hanya sampai di persimpangan jalan. Kenyataan ternyata sering tidak sesuai dengan yang dipikirkan –meski sudah lewat kajian yang mendalam. Emosilah yang mendorong lahirnya sebuah ide. Maka, kadang, emosi lebih dominan dalam mengkaji asumsi.
Sebuah ide baru yang gagal sering juga memicu ide lanjutan –meski yang lebih sering memicu frustrasi. Tergantung jenis orangnya.
Scott Painter bukan jenis yang mudah menyerah.
Kalau tahun ini Painter menjadi terkenal, itu ide lanjutannya: model baru persewaan mobil. Ide itu lahir setelah ia muter-muter lama di jalan buntu. Sambil menghabiskan bensin sia-sia.
Sebenarnya tidak sepenuhnya bensin itu sia-sia. Itulah biaya yang tanpanya tidak akan sampai ke ide lanjutan: Painter membuat perusahaan persewaan mobil. Khusus mobil listrik. Hanya di California.
Nama perusahaannya: Autonomy.
Dasar pemikirannya sederhana: banyak sekali orang ingin membeli mobil listrik. Tapi ragu. Khas keraguan menghadapi pilihan baru.
Keraguan seperti itu tidak muncul pada orang yang akan membeli mobil bensin. Satu-satunya keraguan dalam membeli mobil bensin hanyalah: uangnya cukup atau tidak. Kalau pun kurang-kurang sedikit biasanya kalah dengan emosi.
Maka Autonomy menyediakan layanan ini: coba dulu mobil listrik. Sewa saja. Bulanan. Minimal tiga bulan. Satu bulan sekitar Rp 8 juta. Murah sekali –untuk ukuran Amerika. Kalau masih perlu mencoba lebih lama sewa lagi bulanan.
Sukses.
Autonomy awalnya hanya membeli 100 buah Tesla. Model 3. Laris. Lalu membeli lagi 200 mobil Tesla per bulan. Termasuk Model Y. Kini Autonomy ancang-ancang membeli 23.000 mobil listrik. Tiap minggu akan datang 2.000 unit. Tidak lagi hanya Tesla. Pun Lucid, Ford, Polestar, Canoo, dan Rivian.
Tentu perusahaan rental lainnya juga menyediakan mobil listrik. Tapi hanya sebagai variasi armada. Sedang Autonomy bermaksud lebih khusus bagi orang yang masih ragu membeli mobil listrik. Keputusan akhir pada konsumen.
Kelihatannya, ide terbaru Painter ini lebih bisa jalan. Setidaknya lebih baik dari beberapa ide sebelumnya. Apalagi dibanding ide pertamanya. Yang bakar uang. Tidak tahu kapan padamnya.