JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kasus harian Covid-19 di Indonesia saat ini mengalami kenaikan.
Rata-rata pasien terpapar virus Omicron subvarian baru BA.4 and BA.5. Melihat kondisi ini pemerintah menakankan pentingnya vaksinisasi dosis ke-3 atau Booster.
Airlangga Hartarto mengakui, beberapa negara maju seperti Amerika, Inggris Prancis dan Australia mengalmi kenaikan sub varian omicron ini
Untuk di Indonesia sendiri terdapat 3.378 kasus. Bahkan di India sudah ada muncul subvariant baru BA.2.75,’’ kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Senin, (18/7).
Kendari begitu, untuk kasus varian Omicron ini, kasus kematian masih sangat minim dan berada dalam level 1 di bawah standar WHO.
Sedangkan kasus rawat inap, terdapat kurang dari lima kasus atau di angka 0,62 dan tingkat kematian juga masih rendah di angka 0,02 per 100 ribu penduduk per minggu.
Untuk data per Provinsi, DKI Jakarta di Level 3, Banten di Level 2, dan semua Provinsi yang lain (32 Provinsi) tetap berada di Level 1.
Sementara itu untuk angka Reproduksi Efektif (Rt) tingkat nasional terbilang cukup tinggi, namun sudah menunjukkan tren menurun dalam 3 minggu terakhir.
‘’Rt mengalami penurunan dari 1,27 ke 1,26 dan per 14 Juli di angka 1,24. Meski demikian, Rt di semua Pulau masih berada di atas 1,00,’’ sebut Airlangga Hartarto.
Selain itu, untuk kasus di luar pulau Jawa-Bali masih mengalami kenaikan. Sedangkan Per 17 Juli 2022, penambahan Kasus Harian Nasional sebanyak 3.540 kasus.
‘’Kontribusikan dari Jawa-Bali sebanyak 3.368 kasus (95,15%) dan luar Jawa-Bali sejumlah 172 kasus (4,85%),’’ ujarnya.
Kasus yang berasal dari transmisi lokal sebanyak 3.527 kasus dan PPLN sejumlah13 kasus. Positivity-Rate harian secara nasional cukup tinggi 5,82% (di atas standar WHO sebesar 5%).
Untuk Kasus Kematian tercatat rendah, yakni di luar Jawa-Bali tidak ada kasus, dan secara nasional terdapat 10 kasus.
Untuk itu, sejauh ini belum terdapat tren kenaikan kasus yang signifikan di luar Jawa-Bali. Dari sejumlah 27.550 Kasus Aktif Nasional.
Proporsi Jawa-Bali sebesar 94,23% atau 25.959 kasus aktif, sedangkan luar Jawa-Bali sebesar 5,77% dari total Kasus Aktif Nasional atau sebanyak 1.591 kasus aktif.
‘’Penambahan kasus harian masih relatif rendah dan landai pada 27 Provinsi di luar Jawa-Bali termasuk BOR masih dikatakan aman,’’ ucanya.