Airlangga Hartarto: Indonesia Targetkan Net Zero Emissions Melalui Produksi Bio Diesel

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, seiring dengan pemulihan perekonomian, pemerintah juga berkomitmen untuk melakukan transformasi perekonomian menjadi lebih hijau, berkelanjutan dan iklusif.

Menurut Menko Airlangga Hartarto, meski saat ini menghadapi krisis global, pemerintah akan mengupayakan ketersediaan komoditas pertanian. Termasuk minyak nabati.

Dalam sambutannya pada acara Webinar United Nations Economic And Social Council (UN-ECOSOC) High Level Political Forum (HLPF), pada Senin (11/07), Airlangga Hartarto, memaprkan, untuk memenuhi target SDGs 2030, ada tantangan terjadinya inflasi yang tingi dan lonjakan suku bunga.

‘’Ini akan berdampak pada melonjakan kebutuhan pangan dan energi. Serta terganggunya distribusi pertanian karena berbiayaa mahal,’’ jelas Menko Airlangga Hartarto dalam keteranyya, Selasa, (11/7).

Berdasarkan kebutuhan global, minyak nabati akan mengalami peningkatan menjadi 199,1 juta metrik ton menjadi 258,4 metrik ton.

Minyak nabati sendiri sebetulnya telah lama menjadi sumber mata pencaharian petani kecil dan menjadi sumber pemasukan bagi negara-negara berkembang.

Untuk itu, sangat penting kiranya menjaga kesinambungan pasokan minyak nabati yang cukup ke pasar global.

‘’Ini untuk mencegah volatilitas harga lebih lanjut dan guncangan terhadap ekonomi global,’’ucap Ailangga Hartarto.

Pemerintah Indonesia percaya bahwa keberlanjutan pasar minyak nabati harus dilakukan secara holistic dan nondiskriminatif.

Selain itu perlu dijaga kondisi lingkungan yang kondusif serta penyediaan sumber daya dan keterampilan untuk mendukung petani kecil dalam mewujudkan

Sebagai produsen dan pengekspor minyak nabati utama dunia, termasuk minyak sawit dan minyak kelapa, Indonesia terus menekankan pentingnya memastikan keberlanjutan di seluruh sektor minyak nabati.

Hal tersebut dilakukan diantaranya melalui pemanfaatan smart farming pada perkebunan kelapa maupun dukungan replanting bagi petani sawit.

Dalam percepatan transisi energi, pemerintah berkomitmen dengan target net zero emissions. Salah satunya dengan mengembangkan penggunaan Bio Diesel yang bersumber dari minyak nabati dengan nama B30.

Diperkirakan penggunaan B30 berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 24,6 juta ton CO2.

Hal ini juga akan memperkuat tujuan Indonesia untuk mencapai target ketahanan energi dan bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025.

Indonesia juga akan terus mempromosikan pentingnya pertanian dan sistem pangan berkelanjutan di berbagai forum, termasuk melalui Presidensi G20 dan kerja sama dengan Inggris melalui co-chairmanship dari dialog FACT (Forest, Agriculture, and Commodities Trade).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan