*definisi mencolek versi aku : dengan seluruh telapak tangan, kemudian secara ringan meremas, lalu melepas*
Sontak aku kaget, dan langsung melihat ke arah orang yang menyolek perut Malik. Seorang lelaki, dewasa, berkulit hitam, berbadan gendut, gempal, dengan masker di dagu nya, melempar senyum puas dan nakal ke arahku sambil terus berjalan.
Respon pertama, aku bertanya dalam hati, apakah dia temanku?
Respon berikutnya aku tersadar, “NO, HE IS NOT MY FRIEND!! SO, WHY HE DARE TO PUT HIS BIG HAND IN MY KID’S BELLY?!?!?”
Aku langsung titipkan anakku kepada suamiku. Kemudian langsung mengejar dan memanggil orang ini, “HEI, KAMU NGAPAIN COLEK-COLEK ANAK SAYA?”, dia menoleh, senyum sambil terus jalan. Damn! Ini aneh. Aku terus mengejarnya, kali ini suaraku makin nyaring, “HEI, KAMU NGAPAIN COLEK-COLEK ANAK SAYA?”
Kembali dia menoleh, tersenyum, Kali ini sambil bilang maaf, tapi tetap sambil berjalan cepat.
Karena aku mulai sulit mengimbangi kecepatan langkahnya, aku buka maskerku dan berteriak kencang “KAMU FEDOFIL YA?!?!?”, Hanya kata itu yang ada diujung lidahku. Harapanku, dia akan berhenti. Tapi tidak, dia mulai masuk ke Salah satu toko di hadapannya, bingung.
Lalu, tak lama, ada seorang Bapak menggendong anak perempuan, ikut berteriak, “DIA JUGA COLEK-COLEK ANAK SAYA!!!”
Aku kaget, Dan dalam hitungan detik, aku mengambil kesimpulan bahwa orang ini BERBAHAYA. Tak hanya anak aku korbannya, tapi ada anak orang lain juga. Dan aku berasumsi, berarti, bisa jadi, ada anak2 lain juga yang dia Colek2, pegang2 mengingat di hall mall itu banyak sekali anak kecil.
Aku berteriak-teriak memanggil-manggil security, yang waktu itu tak tertangkap dimataku. Sedangkan, orang ini mulai kabur dan naik escalator. Suamiku sempat bilang, “Udah…nggak usah…” . Aku sempat terdiam, berpikir, lalu aku putuskan, “Enggak, aku harus kejar dan tangkap orang ini. Ini nggak bener. Kamu jagain Malik ya.”
Aku naik menggunakan escalator, sambil terus berlari. Mengejar orang itu yang juga sedang dikejar oleh si Bapak M (aku sebut Bapak M aja ya). Kami berlari, berusaha mengimbanginya. Dari satu escalator ke escalator berikutnya. Sampai di lantai paling atas, kami Masih dalam posisi terus berlari kecil / jalan cepat. Aku sambil berteriak-teriak memanggil security, atau entah siapapun yang bisa menolong kami menghentikan orang ini.