Jabarekspres.com – Tahukah Anda jika gejala Omicron BA.4 dan BA.5 sulit untuk dideteksi? Lantas, apa penyebabnya?
Seiring meningkatnya jumlah populasi yang divaksinasi Covid-19, kekebalan kawanan atau herd immunity serta antibodi sudah terbentuk.
Oleh karena itu, lonjakan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang meningkat tidak terlalu memicu angka perawatan di rumah sakit dan juga kematian.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena sulit mendeteksi pasien Covid-19 atau siapa saja yang tertular.
Melansir dari JawaPos pada Minggu 26 Juni 2022, berikut ini penjelasannya.
Menurut dokter Chicago, AS, dr. Arwady, kasus Ba.4 dan BA.5 dengan gejala yang lebih ringan dapat membuat penentuan gejala lebih sulit.
Pasien Covid-19 jadi lebih sulit dideteksi apalagi mereka umumnya sudah enggan melakukan tes PCR atau antigen.
“Memang pada penelitian awal BA.4 dan BA.5 khususnya, ada beberapa penelitian pada hewan yang menunjukkan, menyerang paru-paru hewan,” katanya seperti dilansir dari NBC Chicago.
“Tetapi secara keseluruhan, jika sudah vaksin dan booster, maka gejalanya akan lebih ringan,” tambahnya.
Menurutnya, gejala tiap Covid-19 tampaknya tidak berubah. Salah satunya kehilangan penciuman dan rasa.
“Misalnya kehilangan rasa dan bau dikaitkan dengan Omicron. Kami telah melihat banyak orang kehilangan rasa sementara ini,” ungkapnya.
Alasan di balik pergeseran gejala menjadi lebih ringan adalah vaksinasi dan booster. Atau bisa juga mereka yang penyintas atau jika mereka pernah menderita Covid-19 sebelumnya, umumnya gejalanya lebih ringan.
Menurut CDC AS, berikut ini adalah gejala infeksi Covid-19 secara umum. Apa saja?
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Hilangnya rasa atau bau
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mual atau muntah
- Diare