Cerita Mantan Anggota Tentang Kisah, Pesan dan Pemaknaan Negara Islam Indonesia

Negara dalam negara terjadi di Indonesia, tak hanya ideologi Negara Islam Indonesia (NII) yang berbeda dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun struktural kewilayahan pun mempunyai versi tersendiri.

Yanuar Baswata, Jabar Ekspres.

Ideologi negara yang diakui di Indonesia adalah Pancasila, namun bukan berarti seluruh masyarakat mempunyai ideologi yang sama.

Pasalnya, sampai sekarang ideologi selain Pancasila masih banyak dipegang dan disebar luaskan secara diam-diam seperti ideologi Negara Islam Indonesia atau biasa disebut NII.

Melalui wawancara ekslusif Jabar Ekspres dengan mantan petinggi dan anggota Negara Islam Indonesia, diketahui bahwa pergerakan NII masih tersebar di berbagai wilayah, dengan massa yang banyak dan aktif mengajak masyarakat NKRI agar masuk dalam ideologi Negara Islam Indonesia.

Sebelumnya, pada 29 Mei 2022 lalu, sebanyak 49 orang NII mendeklarasikan diri untuk membatalkan bai’at mereka dan kembali mengakui NKRI serta akan setia pada ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Jabar Ekspres bertemu dengan Dede Suryana atau Abdul Rojak, mantan Camat Cileunyi Komendemen Wilayah (KW) 9 versi Negara Islam Indonesia di tempat kopi wilayah Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Tepat sekiranya pukul 17.30 WIB, hujan masih membasahi aspal. Dalam tempat kopi terlihat di luar hilir mudik kendaraan, jas hujan berbagai warna yang dikenakan pengendara motor cukup menghiasi ruas Jalan Raya Tagog Cinunuk malam itu.

Ketika bertemu dengan Jabar Ekspres, Dede ditemani seorang rekan perjuangan yang kini sama telah keluar atau mantan NII bernama Iwan Tarmana alias Walid Mubarok (45).

Kami pun memesang minuman untuk menghangatkan tubuh sekaligus menemani pembicaraan. Jabar Ekspres dan Dede memesan kopi, sementara Iwan memesan teh hitam panas.

“Saya awal masuk NII itu di tahun 1995, belum jadi Camat waktu itu gak langsung dapat jabatan. Awalnya anggota biasa, warga masyarakat,” kata Dede sambil mengeluarkan sebungkus rokok filter beserta korek gas berwarna merah dari saku jaket sebelah kanan.

Udara dingin memeluk sekujur badan kami, terlebih Dede dan Iwan sempat diguyur hujan saat perjalanan untuk bertemu Jabar Ekspres.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan