3 Tahun Tak Impor Beras, LPEM Apresiasi Kinerja Pemerintah

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia kini negara tidak lagi mengimpor beras, padahal sebelumnya setiap tahun wajib impor 2 juta ton. Hal ini dinilai adalah capaian yang baik, namun tentu ini perlu diikuti dengan peningkatan produksi beras.

Mengenai hal ini, Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, Riyanto menilai ini merupakan salah satu keberhasilan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL). Indonesia bahkan mampu menahan impor selama tiga tahun berturut-turut.

“Biasanya Indonesia impor. Tapi di zaman pak SYL saya melihat beras kita cukup, bahkan cenderung surplus. Semua bisa dikendalikan dan dalam waktu tiga tahun terakhir kita sudah tidak impor,” kata Riyanto kepada wartawan, Senin (23/5).

Menurutnya, sektor pertanian merupakan sektor yang paling strategis dalam mewujudkan Indonesia berdaulat dari aspek apapun, termasuk aspek keamanan dan ketertiban. Tanpa pangan semua orang akan kebingungan dan negara bisa mengalami kebangkrutan.

“Saya kira posisi Indonesia sudah cukup bagus dan berjalan lebih cepat dari biasanya. Pangan kita cukup dan semua bisa dikendalikan. Inilah bukti kerja pemerintah, disektor pertanian. Selain Mentan SYL juga bisa menyelesaikan semua arahan dan perintah Presiden Jokowi,” katanya.

Selain itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus Tauhid menyampaikan terima kasih atas perhatian Menteri SYL terhadap pembangunan pertanian nasional, khususnya pertanian di wilayah Banten.

“Saya yakin dan sangat optimis pertanian dibawah arahan Bapak Presiden dan juga pak Menteri SYL bisa menjadikan Indonesia sebagai negara berkembang. Pertanian kita akan semakin hebat, maju, mandiri dan modern,” katanya.

Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir setelah sebelumnya meng impor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya. Dia berharap, capaian tersebut dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dalam negeri. (jawapos-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan