Jabarekspres.com- Istilah flexing akhir-akhir ini ramai dibicarakan khususnya di media sosial. Lalu, apa itu Flexing? Berikut penjelasannya.
Jika ditinjau dari segi bahasa, flexing sendiri mempunyai arti ‘pamer’. dengan kata lain felxing adalah suatu tindakan memamerkan kekayaannya.
Dalam kamus Merriam-Webster, flexing berarti memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok.
Lalu jika ditinjau dari ilmu ekonomi flexing adalah sikap konsumtif yang mencolok, menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah demi menunjukkan status atau kemampuan finansialnya.
Dalam ilmu psikologi, ada beberapa penyebab mengapa seseorang sering memamerkan kekayaannya di media sosial.
Mengira Orang Lain Terkesan dengan Pencapaian Mereka
Budaya ini dapat dikategorikan sebagai salah satu aktifitas bragging atau membual. Australian Institute of Professional Counselors menyebtkan bahwa membual merupakan tindakan menyombongkan sesuatu secara berlebihan.
Orang yang sering pamer biasanya mereka mengira orang lain terkesan akan harta dan pencapaiannya. Dengan flexing mereka akan merasakan kesenangan.
Butuh Eksistensi
Dilansir dari laman klikdokter, seorang psikolog mengatakan bahwa penyebab seseorang melakukan fleing adalah karena mereka membutuhkan eksistensi.
Ikhsan Bella Persada, M.Psi., mengatakan bahwa bahwa ketika oramg lain mengakui dirinya (bahwa dia kaya dan sebagainya) ia akan merasa bahwa ia diterima oleh orang lain.
Kurang Empati
Seorang peneliti dari City University London, Irene Scopelliti mengatakan bahwasannya orang yang flexing sebemarnya mengetahui bahwa ada banyak orang yang tidak nyaman dan terganggu dengan tindakan flexing mereka.
Menurut Irene, hal ini karena para pembual kurang bisa berempati. “Orang yang gemar membual, sangat sulit menempatkan diri mereka di posisi orang lain.
Berdasarkan studi yang dilakukan Irene dan rekan-rekannya, banyak orang cenderung tidak menyukai individu dengan profil berlebihan, termasuk pamer pencapaian dan harta.
Menutupi Perasaan Rendah Diri
Pada dasarnya, kebiasaan pamer menurut psikologi disebabkan adanya perasaan tidak aman dan rendah diri.
Profesor emerita, Dr. Susan Whitbourne dari Psychological and Brain Sciences, University of Massachusetts, di Amerika Serikat. Mengatakan merasa perlu mendapatkan validasi dari orang lain.