JAKARTA – Elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto semakin moncer setelah Lembaga survei Indonesia Network Election Survey (INES) melakukan survei atas tokoh nasional yang ingin mencalonkan diri mejadi presiden pada 2024 nanti.
Direktur Eksekutif INES Herry Soetomo menuturkan, elektabilitas Airlangga Hartarto menempati posisi teratas jika Pilpres di gelar hari ini.
Perolehan nilai Airlangga Hartarto sebesar 19,1 persen. Angka ini mengalahkan Prabowo Subianto dengan hasil 16,7 persen. Disusul Ganjar Pranowo yang hanya memperoleh 9,7 persen.
Dia mengatakan, salah satu indicator responden memilih Airlangga Hartarto adalah, karena dinilai telah berhasil dalam pemulihan ekonomi.
‘’Airlangga dipilih oleh 1.888 responden dan keberhasilan dalam pemulihan ekonomi adalah salah satu indikatornya,’’kata Herry dalam keterangannya, Sabtu, (21/5).
Dia mengatakan, tingginya keterpilihan Airlangga karena Airlangganomic yang dikatakan berhasil, terutama dalam kondisi ekonomi nasional menuju perbaikan.
‘’Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen secara tahunan,” tutur Herry Soetomo dalam keterangan, Sabtu (21/5).
Selain soal kebijakan ekonomi, faktor lain yang membuat Menko Perekonomian itu memiliki elektabilitas tertinggi yakni, Airlangga dinilai sebagai tokoh yang membawa kesejukan di masyarakat.
“Airlangga dianggap tokoh yang perilaku politiknya membawakan kesejukan di masyarakat dan tidak menimbulkan polarsisasi,” ujar Herry.
Survei INES memang menunjukkan Airlangga berada di posisi bawah soal tokoh yang pernyataan dan tindakannya dianggap memunculkan polarisasi.
Airlangga hanya dianggap 5,9 persen reponden yang memiliki perilaku pencitraan dan berpotensi memunculkan polarisasi.
Posisi teratas dari kategori ini memunculkan nama Anies Baswedan (89,7 persen), disusul Ganjar Pranowo (80,8 persen), dan Sandiaga Uno (50,3 persen).
“Akibat perilaku politik mereka, tercipta opini di masyarakat akan satu isu tertentu tentang politik terbentuk akibat perilaku para elite. Hasilnya, masyarakat menjadi terpolarisasi,” tegas Herry.
Sementara, dari survei yang sama, Golkar menjadi partai yang paling banyak dipilih reponden. Baik dengan simulasi pertanyaan terbuka, maupun tertutup.
Pada simulasi pertanyaan terbuka, Golkar dipilih 12,2 persen responden, diikuti Gerindra (11,1 persen), PDIP (10,9 persen), dan Demokrat (9,8 persen). Selanjutnya, ada PKB dengan 5,8 persen, PKS (4,3 persen) dan Nasdem dengan 4,2 persen.
Pada simulasi pertanyaan tertutup, partai berlambang pohon beringin tetap menjadi yang teratas dengan 16,3 persen, disusul Gerindra (15,3 persen), dan PDIP dengan 14,6 persen. Posisi selanjutnya sama dengan pada simulasi pertanyaan terbuka.