JABAREKSPRE.COM – Ramainya pemberitaan penolakan Ustaz Abdul Somad atau UAS yang telah dideportasi oleh imigrasi Singapura, karena dinilai sebagai sebagai penceramah yang menyebarkan radikalisme, mengundang tanggapan dari banyak pihak, salah satunya Abu Janda.
Berita tersebut santer di banyak media, sejak UAS menunjukkan foto dan video, saat dirinya tengah ditahan dalam ruangan kecil 1×2 meter seperti penjara imigrasi oleh pemerintah Singapura. UAS diintrogasi oleh petugas diruangan tersebut, kemudian UAS dilarang masuk ke Singapura.
Abu Janda bahkan membuat empat postingan sekaligus di akun instagramnya @permadiaktivis2 khusus menyoroti masalah UAS tersebut.
Dalam postingannya yang pertama, pemilik nama asli Permadi Arya tersebut menjelaskan, pentingnya menghormati kebijakan Pemerintah Singapura. Dikatakan, aturan dalam negara tetangga Indonesia itu memang sangat ketat untuk urusan penceramah.
“Singapura itu negara paling ketat urusan penceramah,” ujarnya.
Abu Janda meminta agar para ‘korban’ yang merasa dideportasi atau dilarang masuk agar melakukan evaluasi diri.
Hal itu, menurutnya, bukan hal yang ujug-ujug keputusan serampangan pemerintah Singapura, melainkan ada aturan baku dan matang.
“Jadi introspeksi saja lah,” tambahnya.
Malah yang membuatnya heran, kasus UAS ini sampai membuat satu negara heboh, terlebih telah mendorong sejumlah pihak terlibat.
“Tidak usah juga kait-kaitkan dengan negara sampe dubes RI harus menjelaskan,” terangnya.
Saking kesalnya, Abu Janda justru sindir sejumlah pihak bahwa kasus yang dialami UAS itu bukan sesuatu yang urgen dan bahkan tidak penting sama sekali.
”Woi emang elu siapa?? Sejak kapan negara ngurusin satu warga dideportasi? Gak penting banget keles,” katanya.
Dalam postingan berikutnya, dia mengunggah foto dirinya yang seakan sedang menertawakan sesuatu, dan dalam keterangan foto dia terkesan menyalahkan seseorang dan menyuruhnya liburan ke Afganistan.
Dipostingan ketiganya, dia justru memberikan dukungannya kepada Pemerintah Singapura karena telah mengambil langkah yang tepat.
Sedangkan dipostingan terakhirnya dia menunjukkan bukti bahwa UAS pernah juga menistakan agama lain, dan minta Presiden Jokowi dan Menteri Luar Negeri untuk tidak perlu membela UAS.
Dia bahkan menanyakan kepada Menteri Agama kapan Indonesia bisa menertibkan pendakwah yang menistakan agama lain seperti Singapura.