BANDUNG – Sejumlah tokoh masyarakat berharap prestasi olahraga Kabupaten Bandung Barat (KBB) lebih ditingkatkan lagi. Salah satunya dengan memiliki pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang profesional dan berintegritas.
Ketua Dewan Penasihat Komite Pemerhati Prestasi Olahraga dan Seni KBB, Megaharry P, menjelaskan, jelang pemilihan ketua KONI KBB periode 2022-2026, dibutuhkan sosok yang benar-benar memahami olahraga.
Tidak hanya yang dekat dengan kekuasaan (Pemerintah KBB), namun harus yang mengerti tentang potensi dan kondisi perolahragaan di daerah tersebut. “Harus yang sedang dan pernah mengurus cabor,” katanya di Bandung, Selasa (17/5).
Selain itu, mantan sekretaris daerah KBB menekankan pentingnya sosok yang asli KBB. Ini penting agar pembibitan dan prestasi olahraga di daerah tersebut terkoordinasikan dengan baik.
“Karena yang tahu medan dan potensi olahraga di KBB, ya orang KBB. Kalau orang baru, apalagi pendatang, terus terang kami meragukan,” ujarnya.
Dia meyakini KONI KBB akan dipimpin oleh sosok profesional sehingga diharapkan terbangunnya pembangunan olahraga yang baik mulai dari pembibitan, rutinitas kompetisi, hingga berujung prestasi.
“Jadi harus dipimpin orang yang kredibel, mengerti olahraga. Tidak hanya bisa memberikan prestasi (juara kompetisi), tapi yang mampu menyejahterakan atlet, pelatih, dan sebagainya,” kata dia.
Di tempat yang sama, salah seorang pendiri, Asep Setia Permana (Asper), berharap tidak ada unsur nepotisme dalam pemilihan ketua KONI KBB yang akan diselenggarakan pada 28 Mei mendatang dalam musyawarah olaharaga kabupaten luar biasa.
Menurutnya, ketua KONI terpilih jangan hanya karena memiliki kedekatan dengan kepala daerah saja. Dia pun mengkritisi pencalonan Sonya Fatmala, istri plt. Bupati KBB. Menurutnya, dia tidak kompeten dalam memimpin KONI.
“Apakah benar-benar paham tentang olahraga di KBB? Apakah pernah mengurus cabor secara serius?” ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap pemilihan ketua KONI KBB dilakukan secara jujur dan sesuai aturan. “Jangan karena ada kedekatan, lalu dipilih. Tapi harus kompeten, kredibel, dan sesuai aturan,” katanya.
Terlebih, menurutnya, periode kepala daerah akan berakhir pada 2023 mendatang. “Sedangkan pengurus KONI sampai 2026. Jadi jangan berpikir pendek sehingga hanya melihat sekarang,” ujarnya.