JABAREKPRES.COM – Polisi akhirnya menetapkan 5 orang sebagai tersangka terkait peristiwa hancurnya tangan seorang bocah berusia 9 tahun yang meledak karena memegang petasan.
Kapolres Kediri AKBP Agus Setyo Nugroho, dalam keterangan pers mengatakan, telah memeriksa beberapa orang yang terkait dengan peristiwa tersebut, termasuk pembuat dan penyulut petasan tersebut.
“Tersangka total ada lima orang, yang ditahan dua. Adapun tiga lainnya masih di bawah umur dalam tahap pengawasan penyidik,” katanya pada Selasa (26/4).
Salah satu tersangka berinisial A mengaku baru tahun ini membuat petasan dengan teman-temannya. Dia juga tak tahu kalau ada yang menjadi korban.
“Setelah petasan dinyalakan saya pulang,” katanya. Kejadian itu terjadi pada Minggu (24/4).
Kapolres juga menjelaskan kronologi kejadian yang membuat tangan kanan dan jari-jari bocah SD tersebut hancur.
Korban berinisial DA yang tinggal di Desa Blabak, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, berencana untuk jalan-jalan seusai sahur dengan mengendarai sepedanya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kepergian bocah ini tidak pamit kepada orang tuanya.
Saat samapai di Jalan Kromosari masuk Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih korban melihat ada yang sedang menyulut petasan.
Petasan itu tak langsung meledak. Kemudian, korban menendangnya dan diambil menggunakan tangan, saat menggenggamnya justru petasan tersebut meledak.
Hal tersebut mengagetkan warga yang memang sedang banyak berkerumun disekitar lokasi, korban seketika mengalami luka cukup parah pada tangan kanannya. warga yang melihat hal tersebut bukannya menolong malah menyuruhnya pulang.
Salah satu warga bahkan merekam kejadian tersebut, dalam video yang dibagikan ke sosial media terlihat, jari-jari tangan bocah tersebut tampak hancur, namun si bocah tidak menangis dan malah menghampiri sepedanya dan memeganginya menggunakan tangan kirinya, sambil menuntun sepeda tersbeut.
Karena tidak bisa mengayuh sepeda dalam kondisi tangan hancur, akhirnya salah seorang warga berinisiatif mengantarnya pulang dengan memboncengnya menggunakan sepeda motor, dan warga lain mengantarkan sepedanya kerumah.
Direktur RSUD SLG dokter Tony Widiyanto mengatakan yang diderita pasien masuk kategori luka parah, kondisinya tak beraturan dan tulangnya terlihat. Tindakan operasi dilakukan pada jari-jari korban dengan harapan bisa disambung kembali.