QATAR – Museum olahraga terbesar di dunia Baru saja dibuka di Negara Qatar, berbagai koleksi unik dan langkah di pajang disana. Seperti artefak dari beberapa juara Olimpiade paling terkenal.
Sebanyak 17.000 objek termasuk sarung tangan yang dikenakan mendiang legenda tinju Muhammad Ali ketika memenangkan medali emas Olimpiade Roma 1960 menjadi koleksi kebanggaannya.
Selain itu juga ada sebuah Ferrari yang dikendarai juara Formula Satu Michael Schumacher.
Pemukul kriket yang menjadi idola India Sachin Tendukar juga menghias disana, juga ada obor dari setiap Olimpiade modern.
Ada juga kostum yang dikenakan legenda sepak bola Brazil Pele, mengisi Museum Olimpiade dan Olahraga Qatar 3-2-1 seluas 19.000 meter persegi tersebut.
Museum tersebut juga mengakomodir keunggulan atlet lokal negara itu demi merangsang minat generasi baru ke dunia olahraga.
Museum itu berlokasi di sebelah salah satu stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia tahun ini.
Pembangunan museum sekaligus mengumpulkan beragam artefak bersejarah olahraga itu memakan waktu lebih dari 15 tahun.
Setelah menjelajahi koleksi pribadi dan bernegosiasi dengan Komite Olimpiade Internasional dan federasi lainnya,
Museum ini menjadi bagian dari proyek miliaran dolar pemerintah Qatar membangun negara Teluk itu menjadi surga budaya di samping pengeluaran besar untuk acara olahraga.
Direktur museum Abdulla Al Mulla membantah keberadaan museum itu hanya dimaksudkan untuk menyoroti kekayaan Qatar.
“Kami tidak pamer,” katanya kepada AFP. “Kami memiliki kepercayaan diri, kami mendapatkan kepercayaan dari federasi internasional. ” Ujar Alhena Mulla.
Dia juga mengatakan bahwa keluarga penguasa Qatar ingin agar museum itu juga menampilkan warisan olahraga domestik.
Seorang pangeran yang menunggang kuda di Olimpiade terlihat bersama Sheikh Hassan bin Jabor Al-Thani yang pernah membuat rekor kecepatan perahu catamaran hingga 244 mil (395 kilometer) per jam pada tahun 2014.
Al Thani, anggota keluarga penguasa Qatar yang ikut berkompetisi pada kurun waktu 2003 hingga 2015, juga mengatakan museum itu adalah “ikon” rekaman semua atlet Qatar dan peringkatnya.
“Jika saya tahu ada tembok dengan atlet lokal di atasnya, pasti saya ingin menjadi lebih baik dari atlet itu.”