Pengeroyokan Pengawas Perumahan di Bekasi, 3 Orang di Amankan Polisi,

BEKASI – Diduga karena tidak terima ditegor dan berselisih paham, seorang pengawas proyek perumahan di Desa Satria Jaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, menjadi korban pengeroyokan.

Korban pengeroyokan pengawas perumahan yang bernama Hadi Kusuma Wijaya tersebut mengalami luka-luka di dagunya juga memar-memar ditubuhnya karena dipukuli oleh oknum mandor proyek bersama dua rekanny, pada Senin (28/3).

Menurut Hadi, kejadian berawal saat dia menegur tukang bangunan yang sedang bekerja, terkait masalah pembangunan proyek. Diduga tidak terima ditegor, tukang bangunan tersebut lantas mengadu ke oknum mandor bernama M.

“Saya lagi kontrol ngecek pekerjaan tukang, terus saya menegur tukang karena tidak sesuai SOP, tukangnya ga terima karena merasa bukan kerjaan dia, terus mengadu ke kepala tukang,” kata Hadi.

Saat dia sedang mengecek kondisi lapangan, M memanggilnya, saat itu dia sudah bersama D dan AY, terlapor lain.

“Begitu saya sudah selesai meriksa dia manggil lagi, terus saya mau nyamperin, ternyata dia udah bawa bambu langsung nyerang saya pakai bambu, ada tukang sama temennya juga mukulin saya juga bertiga, jelas korban.

Korban ingin kabur tapi dia khawatir kalau berlari akan diteriaki maling sehingga dia dengan sangat terpaksa diam di tempat.

M memukul Hadi bersama rekannya D dan AY. Hadi menjelaskan padahal awal hanya menegur lantaran tidak adanya SOP tanpa mencaci maki. Akibat pemukulan itu Hadi mengalami luka memar, luka robek didagu dan badan memar.

“Setelah saya selesai mengecek pekerjaan, tahu-tahunya sudah bawa bambu dan langsung memukuli bersama-sama temannya,” kata dia.

M, kata dia, merupakan pemborong proyek pelaksanaan perumahan tersebut. Awalnya M juga diketahui mengaku sebagai ketua paguyuban yang merangkap beberapa ormas lingkungan sekitar dan termasuk Karang Taruna Desa Satriajaya.

Sehingga kata Hadi, M dipercaya sebagai pemborong proyek karena manajemen perumahan ingin melibatkan warga sekitar dalam pelaksanaan pembangunan.

“Dia kan orang situ, orang paguyuban di situ, Karang Taruna juga, karena orang situ ya kantor ngasih. Niat kami awalnya baik, ingin melibatkan warga sekitar dalam pembangunan, namun ya harus tetap profesional,” kata dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan