Peluang Kerja di Luar Negeri Terbuka Lebar Tapi Harus Melalui Jalur Resmi

Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Gor Soka, Kampung Pasirjati, Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Selasa (29/3).
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Gor Soka, Kampung Pasirjati, Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Selasa (29/3).
0 Komentar

ARJASARI – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyebut peluang warga negara Indonesia untuk kerja di luar negeri terbuka lebar.

Selain bisa mendapatkan gaji dengan nomimal yang cukup besar, pekerja asal Indonesia juga diberikan jaminan perlindungan kerja.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengungkapkan peluang kerja di luar negeri itu sangat terbuka.

Baca Juga:Jokowi Minta Gaji Kepala Desa Dicairkan Setiap BulanKonsumsi Solar Subsidi Meningkat, Ini Sebabnya

Dia menambahkan pekerja asal Indonesia sangat dibutuhkan oleh negara-negara lain, seperti Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, Singapore, Eropa, Jerman hingga Australia.

“Ayo tangkap peluang ini, bekerja secara resmi dengan gaji yang sangat menjanjikan di negara yang tidak hanya memberikan gaji besar tapi juga perlindungan yang sangat kuat pada pekerja migran Indonesia,” ujar Benny di Gor Soka, Kampung Pasirjati, Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Selasa (29/3).

“Karena kondisi Covid-19 pengangguran sangat tinggi angkanya, bahkan bertambah angkatan kerja juga yang tidak kecil jumlahnya, kemudian UMP atau standar gaji di Indonesia masih sangat kecil, Kabupaten Bandung khususnya, ya kenapa tidak untuk menangkap peluang kerja di luar negeri,” sambungnya.

Namun, Benny mengimbau masyarakat Indonesia untuk berhenti menjadikan Arab Saudi sebagai negara tujuan untuk mendapatkan pekerjaan.

Karena, menurutnya, lapangan pekerjaan yang tersedia di Arab Saudi hanya menjadi pekerja rumah tangga dan untuk jaminan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga itu sangat lemah.

Benny juga menyoroti besaran gaji di Malaysia yang berbeda sedikit dengan upah minimun di Indonesia.

“Di Malaysia perkebunan sawit hanya Rp4 juta, itu kan hanya beda sedikit dengan UMP kita tapi resikonya sangat berbahaya. Gaji di jepang Rp22 juta, Jerman Rp34 juta, kenapa tidak itu yang diambil,” tutur Benny.

Baca Juga:Terekam CCTV, Oknum Satpol PP Perkosa Pemandu Karaoke, Begini KejadiannyaTokoh NU Sindir Megawati Demo Masak Tanpa Minyak Goreng

Dalam rangka mempersiapkan masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri agar bisa memiliki keahlian, pihaknya menggelar kegiatan pelatihan.

Di antaranya, pelatihan sebagai petani, pekerja pabrik, bekerja di kilang minyak. Kegiatan pelatihan tersebut biasanya memakan waktu selama tiga sampai enam bulan.

Selama mengikuti pelatihan, Benny mengungkapkan, para pekerja tidak perlu khawatir tentang biaya. Jadi, ada program pinjaman keuangan yang bisa diakses oleh pekerja dan bisa dibayarkan saat sudah mendapatkan gaji.

0 Komentar