RANCAEKEK – Setelah diterjang banjir bandang pada 13 Maret 2022 lalu, pembenahan SDN 07 Rancaekek masih berlanjut.
Melalui pantauan Jabar Ekspres, tumpukan lumpur setebal 10 centimeter masih menutupi area lapang upacara SDN 07 Rancaekek.
Potongan kayu, robekan kertas hingga sampah plastik tergabung dalam tumpukan lumpur pasca banjir bandang.
Diketahui, banjir bandang yang sempat menerjang SDN 07 Rancaekek itu ketinggiannya mencapai sekiranya 1,5 meter.
Banjir yang menerjang wilayah Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung itu disebabkan karena jebolnya tanggul serta luapan Sungai Cikeruh.
Tiga unit lemari serta dua rak buku terlihat menghiasi area lapang upacara dengan kondisi tak layak digunakan kembali.
Beruntung, beberapa bagian ruangan sekolah yang jebol akibat besarnya terjangan banjir bandang kini sudah diperbaiki dengan bantuan dana dari relawan, sekolah tetangga serta donatur.
Kepala Sekolah SDN 07 Rancaekek, Suparyana mengatakan, papan tulis dan pintu kelas telah diganti karena rusak diterjang banjir bandang.
“Tembok ini alhamdulillah sudah ditambal, asalnya bolong besar. Papan tulis dan pintu juga sudah diganti, tinggal di cat ulang,” kata Suparyana kepada Jabar Ekspres di lokasi, kemarin Jumat (25/3).
Sambil berjalan menunjukkan kondisi sekolah yang berantakan, Suparyana menerangkan, akibat ratusan buku hancur tak bisa dipakai.
“Terkena banjir semua, banyaknya karena lumpur menempel membuat buku jadi rusak,” ucap Suparyana.
Tak habis akal, Suparyana menjemur buku-buku basah yang hanya sedikit terkena lumpur dengan harapan masih bisa dimanfaatkan.
“Kalau yang penuh lumpur sudah gak bisa dipakai, tapi ada beberapa buku hanya sedikit terkena lumpurnya kita jemur, semoga saat kering bisa dipakai lagi,” ujarnya.
Tumpukan buku tak hanya hancur, namun paket buku yang masih dikemas plastik turut rusak sebab air menyerap ke dalam kemasan.
“Buku paket siswa, buku-buku perpustakaan semua kena, semua basah, rapet kalau dibuka langsung sobek,” imbuh Suparyana.
“Buku paket dari tahap satu sampai tahap sembilan semua rusak terkena banjir bandang,” tambahnya.
Suparyana menuturkan, kerugian dari buku sekolah yang rusak saja tak tanggung-tanggung, totalnya bisa lebih dari Rp300 juta rupiah.