JAKARTA – Ada kisah dan makna di balik desain Piala MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika Lombok.
Ternyata piala yang diserahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk para juara dibuat di Bali.
Piala yang jadi kebanggaan para pemenang itu dirancang di bengkel Tuksedo Studio di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali.
Pemilik bengkel Tuksedo Studio, Pudji Handoko mengaku bersyukur bisa dipercaya membuat piala MotoGP. Dia menyebut desain piala MotoGP Mandalika terinspirasi dari obor.
“Di proyek Mandalika mungkin piala bagian yang kecil. Tapi saya tetap bangga dan bersyukur,” ujarnya, Senin, (21/3).
Dikatakannya, bengkel spesialis pembuat replika supercar klasik yang dimilikinya mendapat kepercayaan langsung dari penyelenggara, Dorna Sports.
Dari desain hingga pengerjaan dipercayakan oleh tenaga dari Tuksedo.
“Kami mendapat kepercayaan dari semua panitia termasuk Dorna Motor Sport untuk mendesain dan sekaligus mengerjakannya,” jelasnya.
Untuk balapan seri selanjutnya, Pudji mengaku belum tahu apakah masih menggunakan jasa Tuksedo.
“Belum tahu, karena semua atas persetujuan Dorna,” jelasnya.
Namun Pudji berharap bisa kembali memberikan andil membuat piala bagi MotoGP.
“Mudah-mudahan bisa ditunjuk kembali,” pintanya.
Piala yang dibuat untuk Grand Prix Mandalika memiliki beberapa arti yang terinspirasi dari semangat kompetisi dan balap itu sendiri.
“Desainer Tuksedo Studio mengambil inspirasi dari obor yang melambangkan menyalanya api kompetisi yang panas dan tidak pernah padam,” jelasnya.
Api tersebut sebagai simbol inspirasi dari bangkitnya perekonomian Indonesia. Terutama pada sektor turisme yang terdampak oleh pandemi.
“Berbentuk obor yang digunakan untuk estafet seperti pada ajang olimpiade,” imbuhnya.
Tuksedo Studio berharap piala yang melambangkan semangat dan kebangkitan Indonesia dapat diteruskan estafetnya secara berkelanjutan.
Itu sebagai bukti bahwa Indonesia tidak hanya mampu mengadakan event berskala internasional, tapi juga sebagai negara yang memiliki kemampuan artistik dan produksi tahap dunia secara terus menerus.
Piala itu dikerjakan oleh total 30 orang tenaga.
“Pembuatannya sekitarnya dua minggu untuk 18 tropi. Kamis (17/3) pialanya sudah dikirim ke Mandalika,” paparnya. (Fin-red)