”September saya menghubungi Kiarra,” ucap Yogi di galeri batiknya dilansir dari laman JawaPos.com, Senin (21/03).
Komunikasi lalu berlanjut via email alias surat elektronik (surel). Perajin Batik Mawar Putih itu menjalani proses praproduksi selama sebulan. Bersama istrinya, Yogi membuat desain khusus untuk Justin.
Ada enam motif yang Yogi dan Santika ajukan ke Justin. Seluruhnya mengacu pada identitas Blitar. Tapi, ada tambahan logo Indiana Pacers di bagian tengah. Itu menjadi bentuk penghormatan Justin terhadap mantan timnya. Namun, dari enam motif yang disodorkan, ada satu yang membuat Justin keberatan. Yakni, motif kuda lumping.
Justin memandang kuda lumping semata-mata sebagai kuda tanpa kaki. Itu bertentangan dengan tim lamanya, Pacers, yang artinya kuda pacu.
”Dia sempat kurang setuju karena bentuk kudanya aneh,” ungkap Yogi.
Karena tak kenal maka tak sayang, Justin dan Santika kemudian menjelaskan tentang kuda lumping dan filosofinya kepada Justin. Penjelasan panjang lebar itu disampaikan via surel. Komunikasi yang semula via Kiarra pun beralih ke Justin langsung.
”Kami beri penjelasan detail tentang semua motif pada kreasi batik kami. Bukan hanya yang kuda lumping,” papar Santika.
Komunikasi via surel itu berjalan efektif. Setelah menerima penjelasan langsung dari Yogi dan Santika, Justin pun paham. Dia justru semakin tertarik pada batik Blitar kreasi Batik Mawar Putih.
Mengantongi lampu hijau dari Justin, Yogi dan Santika langsung memproduksi batik khusus tersebut. Tepatnya mulai akhir Desember hingga awal Maret. Pada Sabtu, 5 Maret 2022, kemeja batik lengan pendek itu dikirim ke Negeri Paman Sam.
Rabu nanti, Justin bakal mengenakan batik yang di sekitar kancingnya ada inisial JH itu dalam fashion show menjelang laga Indiana Pacers versus Sacramento Kings. Itu menjadi pertandingan penting bagi Justin karena dia akan berhadapan dengan tim lamanya.(jpc/win)