SUMEDANG – Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) melalui Bidang Hubungan Masyarakat dan Kelembagaan (HMK) mengadakan kegiatan Diskusi Kebudayaan dengan Tema ”Adu Manis Budaya Sunda Jeung Agama Islam” di RM Sukahati, Cipacing, Sumedang pada Sabtu, (19/03).
Ketua Pelaksana Diskusi Kebudayaan, Asep Saeful Azhar S.Hum mengatakan, diskusi kebudayaan ini bertujuan untuk membuka ruang dialog antar budayawan dan agamawan tentang budaya Sunda dan Agama Islam.
Selain itu, kata dia, kegiatan ini merupakan bagian dari terbitnya kembali Majalah Iber Anyar. Yang merupakan majalah kebudayaan berbahasa Sunda milik PP. PERSIS sebagai upaya melestarikan Bahasa Sunda.
”Diskusi ini menjadi ruang dialog tentang kebudayaan dan agama. Sekaligus terbitnya Majalah Iber Anyar milik PP. PERSIS,” ucap Asep usai memandu jalannya diskusi kebudayaan.
Sementara itu, Ketua Bidgar Kominfo PP. Persis, Dr. Pepen Irfan Fauzan, menyampaikan diskusi kebudayaan ini menjadi sebuah langkah baru yang dilakukan PERSIS untuk merambah dakwah melalui dimensi yang lain.
Ia pun menyebutkan, kegiatan diskusi kebudayaan ini dilaksanakan karena beberapa faktor, Salah satunya, bahwa PERSIS tidak anti terhadap ranah kebudayaan.
”Bahkan lebih jauh, justru dengan kehadiran Majalah Iber yang kini hadir kembali menyapa para pembaca sekalian, sebagai wujud konkret kepekaan PERSIS terhadap aspek budaya,” tutur Pepen seperti dilansir dari laman persis.or.id.
Terakhir, ia melaporkan, kegiatan yang diselenggarakan di pertengahan Syaban 1443 H ini mengundang sejumlah pimpinan jam’iyyah, mulai dari Pimpinan Pusat hingga Daerah serta lembaga-lembaga informasi di jam’iyyah PERSIS.
Ditempat yang sama, Ketua HMK, Dr. Tiar Anwar Bachtiar menyebutkan, ada yang memandang bahwa PERSIS memiliki irisan dengan Wahabi yang anti budaya. Padahal, dalam tradisi keilmuan di PERSIS, arah dakwahnya sudah terintegrasi dengan budaya, yaitu budaya Sunda.
Ia mencontohkan, pernah terbit Tafsir Al-Burhan yang diperuntukkan bagi masyarakat Sunda.
”Hal ini kemudian berimbas bahwa PERSIS berkembang kuat di Jawa Barat yang notabene berbudaya Sunda,” jelas Dr. Tiar.
Lebih lanjut, Dr. Tiar memberikan penjelasan bahwa pembacaan pupuh menafsirkan ayat-ayat yang dibacakan Qari adalah karya KH. Syarif Sukandi yang merupakan tokoh dan penggerak budaya dalam dakwah PERSIS.