Reseller dan Dropship: Oh Ini Perbedaannya

Jabarekspres.com – Reseller dan dropship merupakan cara penjualan yang sangat populer digunakan oleh para pemulai bisnis atau wirausahawan.

Kamu pun tentunya tidak asing lagi dengan istilah “reseller” ataupun “dropship”. Pada dasarnya, kedua cara penjualan tersebut menggunakan jaringan internet untuk melakukan aktivitas bisnis.

Bagaimanapun, istilah “reseller” atau “dropsipher” itu merupakan dua hal yang berbeda entah itu secara makna ataupun cara kerja.

Maka dari itu, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu perbedaan kedua istilah tersebut sebelum terjun memulai usaha online.

Reseller

Singkatnya, reseller adalah orang yang melakukan aktivitas beli barang dari pemasok atau tangan pertama dengan maksud untuk menjual kembali produk tersebut.

Contoh, kamu melakukan pembelian barang, katakanlah, berupa produk keripik ke pemasok pertama atau ke tempat produksinya langsung. Kemudian, katakanlah kamu telah membeli keripik tersebut sebanyak 1 kg dengan harga Rp45,000.

Kemudian, kamu pun menjual kembali produk tersebut di media sosial, misalnya. Setelah itu, kamu menjual kembali keripik sebanyak 1 kg itu namun dengan harga, misalnya, sebesar Rp50,000.

Intinya, kamu tidak melakukan pembelian produk dengan maksud untuk mengkonsumsinya, melainkan untuk menjualnya kembali.

Dropshiper

Dropship adalah cara penjualan yang pada intinya sama seperti reseller. Yang membedakan, dropshipper tidak terlebih dahulu membeli atau mengeluarkan uang untuk menjual kembali produk dari si pemasok atau distributor.

Contoh, kamu bisa menjual produk dari brand-brand tertentu tanpa harus membelinya terlebih dahulu. Yang perlu kamu lakukan hanyalah memasarkannya seluas mungkin. Kemudian, jika pemasaranmu itu berhasil membuat pembeli tertarik dan ingin membelinya, kamu harus mengkonfirmasikan itu kepada distributor atau tangan pertama penjual produk tersebut.

Posisi kamu sebagai dropsipher merupakan orang kedua yang menjembatani antara pembeli dengan distributor tangan pertama. Bagaimanapun, si pembeli tidak mengetahui itu. Mereka hanya tahu bahwa kamulah orang yang bertanggung jawab mengenai masalah pengiriman dan pembayaran.

Mekanismenya seperti berikut: pertama, kamu menjual produk milik orang lain; kedua, pembeli tertarik untuk membeli; ketiga, kamu dan pembeli pun melakukan transaksi; terakhir, kamu memberitahu distributor untuk memproses barang yang diinginkan si pembeli dan kemudian mengirimkannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan