JAKARTA – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo kembali menjadi sorotan, karena cuitannya di Media Sosial Twitter yang menyentil Presiden Joko Widodo.
Dalam cuitannya, dia mengaku heran, kenapa Jokowi menggelar ritual Kendi Nusantara di Ibu Kota Negara (IKN) di Titik Nol IKN di Kalimantan Timur pada Senin 14 Maret 2022.
Sementara, hingga saat ini dia belum bahkan tidak melihat adanya gelar doa bersama oleh Jokowi di IKN.
“Kemarin saya mentwit soal ‘tradisi ritual’ bukan berarti kita Mengesampingkan memohon kepada Tuhan YME, Allah SWT, lho. Saya kok belum (= tidak?) melihat Foto-foto dokumentasi doa bersama dari 6 agama resmi di Indonesia kemarin di IKN, ya? Ada?,” sindir Roy Suryo melalui Twitter, Selasa 15 Maret 2022.
Mantan kader Partai Demokrat ini sebelumnya mengungkit mobil Esemka yang pernah dilakukan ritual khusus oleh Presiden Jokowi waktu masih menjabat Wali Kota Solo.
Hal ini dianggapnya serupa, karena ritualnya yang dinilainya hampir sama.
Saat itu, Jokowi menyiramkan air yang telah dicampur kembang ke mobil Esemka berwarna hitam.
Foto momen ritual mobil Esemka itu ikut diunggah oleh Roy Suryo di Twitter-nya beberapa waktu lalu.
“Melakukan tradisi ritual di era Society 5.0 atau Metaverse sebagai Penghormatan Akar Budaya Adiluhung Nusantara sih boleh-boleh saja,” kata Roy dalam cuitan pada akun Twitternya Senin 14 Maret 2022.
“Namun harus dilandasi Niat Tulus, Kejujuran, Usaha Keras dan Jangan lupa tetap Berdoa kepada Tuhan YME, Allah SWT, agar tidak berujung seperti ESEMKA …AMBYAR,” sambung Roy dalam cuitannya.
Diketahui, Presiden Jokowi baru saja menggelar ritual bernama ritual kendi Nusantara di Titik Nol IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Seluruh Gubernur se-Indonesia diperintahkan membawa tanah dan air dari daerah masing-masing kemudian disatukan oleh Jokowi dalam sebuah wadah.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan ritual Kendi Nusantara merupakan murni ide Jokowi yang terinspirasi dari lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Dalam acara tersebut, Jokowi mencampurkan tanah dan air dari 34 provinsi di Indonesia.
Heru mengatakan, tanah dan air yang sudah tercampur itu selanjutnya dituai ke lahan Otorita IKN di Kalimantan Timur. Di atas tanah tersebut selanjutnya ditanami bibit pohon ciri khas 34 provinsi di Indonesia.