NAGREG – Oknum TNI Kolonel P, salah satu pelaku tabrak lari di Nagreg, Kabupaten Bandung kini sedang menjalani sidang dakwaan.
Diketahui, oknum Kolonel P beserta dua rekannya, Koptu DA dan Kopda A telah melakukan tindakan keji yaitu membuang jasad manusia yang sebelumnya sempat mereka tabrak di area Jalan Raya Bandung-Tasik, tepatnya di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
Karena perbuatan para pelaku, dua remaja menjadi korban hingga meninggal dunia. Mereka bernama Handi Saputra, 18, warga Limbangan, Garut dan Salsabila, 14, warga Kampung Tegal Lame, RT02 RW07, Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
Menanggapi hal tersebut, ibu dari almarhum Salsabila, Suryati, 41 mengaku, sampai saat ini dia belum bisa memaafkan perbuatan para pelaku tabrak lari di Nagreg yang telah merenggut nyawa anaknya.
“Saya sebetulnya sudah menerima takdir anak saya. Cuman pas lihat di tv ada berita persidangan pelaku yang sudah menghilangkan nyawa anak saya, bikin emosi saya balik lagi, teringat lagi,” kata Suryati kepada Jabar Ekspres di kediamannya, Selasa (8/3).
Suryati mengatakan, memori naas yang coba ia ikhlaskan itu usai menyaksikan tayangan berita di televisi membuatnya kembali bersedih.
“Keji lihat pelaku menjelaskan perilakunya. Apalagi dia bilang pernah bom rumah orang lain dan gak ditangkep karena gak diketahui kalau dia pelakunya,” pungkas Suryati.
“Karena itu dia bilang mikirnya dengan bawa anak saya gak akan ketahuan. Tapi takdirnya harus ketahuan dan takdir anak saya harus jadi korban,” tambahnya.
Dalam pemaparannya, Suryati menuturkan, dirinya berharap agar pelaku dapat dikenai hukuman yang berat sesuai perbuatannya.
“Dihukum seberat-beratnya saja. Saya juga berpesan supaya keluarga pelaku bisa datang ke sini, ke rumah saya buat minta maaf secara langsung,” imbuhnya.
Menurutnya, keluarga pelaku sudah selayaknya datang ke rumah Suryati untuk meminta maaf mewakili pelaku. Sebab dikatakan Suryati, sebagai orang yang bersalah seharusnya meminta maaf baik oleh pelaku atau diwakili keluarga secara langsung.
“Biar kelihatan itikad baiknya. Tapi sampai sekarang belum pernah ada keluarga pelaku datang ke sini minta maaf,” tutup Suryati. (mg5)