Airlangga Hartarto Dorong Peremajaan Sawit Rakyat untuk Tingkatkan Produktivitas

SUMSEL – Untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas Kelapa Sawit, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menkankan agar lahan-lahan sawit yang ada di Muara Enim dilakukan peremajaan.

Menurut Airlangga Hartarto mengatakan, sejauh ini industri kelapa sawit telah berskontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dengan peroleh sebesar 3,6 persen.

Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga banyak menyerap lapangan pekerjaan dengan total pekerja mencapai 16 juta orang.

Industri kelapa sawit juga mendorong industry turunannya yang menjadi 167 produk pangan. Bahkan saat ini Kelapa Sawit juga tengah dikembangkan utnk menjadi Biodisel B30.

‘’Ini sebagai Langkah untuk substitusi solar agar ada penguruangan impor BBM,’’kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Ketika menhadiri Harlah NU di Muara Enim, Jumat, (4/3).

Dia mengatakan, pemerintah saat ini tengah menggalakan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Program bertepatan dengan Peringatan Hari Lahir ke-96 Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya, pada lahan kebun kelapa sawit milik Koperasi Serasa Mulya, Koperasi Maju Bersama, dan Gapoktan Sepakat memiliki total luas lahan sawit sekitar 328,5 hektare.

Program PSR ini menjadikan bukti bahwa proses Peremajaan Sawit Rakyat selalu mendapat dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Airlangga Hartarto mengatakan, untuk peremajaan seklanjutnya diperlukan kolaborasi antara steakholder dan pemerintah. Hal ini dilakukan agar program PSR dapat dilaksanakan secara menyeluruh.

Program PSR juga sudah menjadi prioritas pemerintah dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional yang saat ini rata-rata sebesar 3-4 ton/hektare dan umur tanaman diatas 25 tahun.

Untuk program PSR ini, pemerintah juga akan membagikan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agriculture Practice (GAP).

Sistem ini sangat baik untuk meningkatkan produktivitas tanpa harus melakukan pembukaan lahan baru, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pekebun rakyat secara optimal dengan target tahun 2020-2022 untuk lahan seluas 540 ribu hectare.

Program PSR juga didukung pembiayaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) sebesar Rp30 juta/hektare untuk maksimal lahan seluas 4 hektare/pekebun.

Untuk modal kerjanya seperti beli pupuk dan sebagainya bisa dilanjutkan dengan menggunakan Kredit Usaha Rakyat, dimana diberikan grace period selama 5 tahun dan besar bunga nya hanya 3%

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan