AHY ke Gus Muhaimin: Pemilu 2024 Diundur Tak Logis

JAKARTA – Ketua Umum PKB Gus Muhaimin disemprot Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY gegara usul Pemilu 2024 ditunda.

Kritikan dari AHY untuk Gus Muhaimin ini pun membuat tensi politik semakin panas. Terlebih baik AHY maupun Muhaimin disebut berpotensi maju sebagai capres.

Sebagaimana diketahui, nama AHY maupun Muhaimin kerap masuk dalam rilis lembaga survei terkait kandidat potensial untuk maju di ajang Pilpres 2024 nanti.

Melansir JPNN.com, AHY menyebut usul penundaan Pemilu 2024 yang disebut-sebut mengatasnamakan aspirasi masyarakat justru terkesan memainkan suara rakyat.

Lebih jauh, Putra Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menambahkan bahwa klaim yang melatarbelakangi usulan tersebut pun tidak berdasar.

“Masyarakat yang mana yang didengarkan,” kata AHY menegaskan.

“Yang jelas, Demokrat mengelilingi 34 provinsi, ratusan kabupaten/kota, yang ada masyarakat mengeluh terhadap situasi hari ini yang tidak kunjung membaik. Kalau ada yang membaik, itu lambat,” tuturnya.

Menurut AHY, penundaan Pemilu 2024 yang disuarakan beberapa pihak hingga membuat gaduh merupakan wacana yang tidak logis karena bertentangan dengan konstitusi dan demokrasi.

“Ada yang menginginkan dan menyuarakan sebaiknya pemilu diundur. Menurut saya, ini pernyataan yang tidak logis,” kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.

“Apa dasarnya, yang jelas itu tidak sesuai dengan konstitusi bahwa ada masa kepemimpinan yang harus dipatuhi bersama baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota,” ucapnya menambahkan.

Terkait penundaan Pemilu 2024 dibutuhkan agar Indonesia mampu berfokus pada pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, kata dia, hal itu tidak sepatutnya dijadikan alasan menunda pesta demokrasi.

Saat Pilkada 2020, lanjut AHY, juga tidak ada negara mana pun yang menunda pemilu dan pilkada hanya karena pandemi dan resesi ekonomi.

“Dijalankanlah Pilkada 2020, padahal itu sedang gawat-gawatnya pandemi. Jadi bangunan narasi (Pemilu 2024 ditunda) yang disampaikan itu tidak logis, tidak adil, dan tidak berpihak kepada rakyat,” kata dia.

Putra SBY itu menilai masyarakat Indonesia saat ini sudah banyak mengalami kesulitan akibat pandemi, seperti kehilangan pekerjaan, penghasilan, dan sanak saudara yang meninggal karena virus tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan