CIANJUR – Diduga karena curah hujan yang tinggi sejak awal tahun 2022, menyebabkan banyak kejadian bencana alam yang terjadi. Dalam sebulan ada sekitar 30 bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur.
Data tersebut berdasar catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, bencana alam tersebut didominasi oleh longsor terjadi selama satu bulan terakhir.
Jumlah tersebut merupakan kejadian terbanyak jika dibandingkan dengan kejadian pada bulan-bulan sebelumnya.
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis Wibowo, mengatakan, banyaknya jumlah bencana alam disebabkan curah hujan yang tinggi terjadi di awal 2022 dibanding tahun 2021.
“Ada sekitar 30 kejadian bencana alam mulai dari jembatan ambruk, angin puting beliung. Namun yang paling banyak adalah longsor,” ujarnya, Senin (21/2).
Menurutnya, curah hujan tinggi diperkirakan akan terus terjadi selama beberapa pekan ke depan terutama wilayah Utara dan beberapa kecamatan yang ada di selatan.
“Yang diperkirakan curah hujan tinggi antara lain Cipanas dan sekitarnya. Sementara untuk selatan seperti Pasirkuda, Takokak, Sukanagara, Pagelaran, dan Cibinong,” kata dia.
Oleh karena itu sambung Rudi, pihaknya terus memberi arahan kepada semua anggota Retana maupun BPBD di setiap wilayah supaya intens melakukan komunikasi dan antisipasi bencana.
“Antisipasi penanganan sudah kita berikan pelatihan. Tapi yang paling penting koordinasi, minimal ketika mereka tidak mampu melakukan evakuasi tim dari Cianjur segera menurunkan bantuan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, sejauh ini pihaknya masih fokus melakukan penanganan ambruknya jembatan penghubung antar kabupaten yang berada di Kecamatan Cibinong.
“Kalau jembatan sementara sudah dibuat tapi hanya bisa pejalan kaki. Makanya kita terus upayakan supaya jembatan permanen segera dibangun kembali,” kata dia.
“Kita juga minta supaya masyarakat selalu waspada dan diimbau untuk mengungsi jika tempat mereka tinggal dinilai tidak aman,” tambahnya. (cje/rit)