CIREBON – Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kota Cirebon menyayangkan soal ceramah Ustad Khalid Basalamah. Akibat ceramahnya tersebut timbul polemik wayang harus dimusnahkan karena terkesan tidak sesuai syariat Islam.
“Satu keprihatinan atas kejadian tersebut, saya kira ustadz tersebut harus belajar sejarah peradaban Islam di Indonesia,” kata Ketua Pepadi Kota Cirebon, Elang Iyan Ariffudin, dikutip dari radarcirebon.com, Jumat (18/2).
Dia mengatakan jika saja ustadz tersebut mempelajari sejarah wayang di Indonesia, pasti sudah tahu bahwa media syiar yang digunakan Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga adalah wayang.
“Kenapa menggunakan media wayang? Karena di zaman itu, masyarakat masih menganut Hindu dan Budha. Tapi tujuannya bagaimana syiar Islam itu berhasil,” ungkapnya.
“Saya sangat tidak setuju sama sekali dengan adanya wayang dimusnahkan,” tegas dia.
Elang Iyang menjelaskan wayang juga sudah diakui sebagai budaya dunia dan diakui UNESCO pada 2003 dan pada 7 November diperingati sebagai hari wayang dunia.
Dia pun teringat pada salah satu pesan dari Sunan Gunung Jati, yakni rawaten, emanen, mulyaaken, maring pusakan.
“Ingat saja pesan dari Sunan Gunung Jati. Pusaka bukan hanya tosan aji, tetapi juga ajaran-ajaran termasuk wayang. Itu harus dijaga dan dilestarikan,” ucapnya.
Dirinya memaparkan, wayang sejak lama telah menjelma bukan lagi hanya tontonan tetapi juga tuntutan. Banyak pesan yang bisa dipetik dari cerita pewayangan.
Terkait adanya polemik tersebut, dirinya berharap agar menjadi pelajaran untuk semua. Juga menjadi motivasi para dalang untuk bangkit.
“Kita ambil hikmahnya statemen dari salah satu ustadz tadi. Untuk pelecut menjadi bangkit kembali,” imbuhnya.
Sebagai bentuk keprihatinan atas adanya polemik tersebut, Elang Iyan mengatakan pada 26 Februari mendatang, Pepadi Cirebon akan melaksanakan pagelaran wayang kulit.
Hal itu sebagai aksi bahwa wayang di Cirebon masih tetap ada. Beberapa dalang dari Kota dan Kabupaten Cirebon ikut ambil andil dalam aksi tersebut. (radarcirebon/ran)