Sekolah Berpotensi Kembali PJJ Imbas Covid-19 Meningkat, Ini Harapan Siswa dan Orang Tua

CICALENGKA – Meningkatnya penyebaran virus Covid-19 membuat aktivitas pendidikan terancam kembali dilakukan secara virtual atau diberlakukan lagi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Diketahui, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa daerah termasuk wilayah Kabupaten Bandung mulai diterapkan secara bertahap. Akan tetapi, beberapa waktu lalu penyebaran virus Covid-19 kembali meningkat.

Terkait hal tersebut, salah seorang siswa SMA Negeri 1 Cicalengka, David Putra Taruna mengatakan, dirinya lebih memilih menjalani aktivitas sekolah secara tatap muka meskipun dia mengetahui kasus Covid-19 tetap meningkat.

“Pengennya sekolah tatap muka, soalnya lebih kerasa sekolahnya kalau tatap muka daripada online,” kata David.

David mengaku, selama kegiatan sekolah jarak jauh, dia kerap merasa jenuh karena kurangnya bersosialisasi secara langsung dengan teman-teman kelasnya.

“Iya jadi bosen aja di rumah terus. Kalau sekolah tatap muka minimal bisa ketemu temen, terus asik aja kalau sekolahnya langsung gak online,” ujar David.

Sementara itu, orang tua David, Agung Taruna, 36, Warga Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung mengucapkan, dirinya turut mendukung kagiatan PTM bagi sang anak.

“Kalau di rumah, saya kerja dan istri kegiatan juga di luar, jadi kurang terkontrol. Sekolah online itu betul-betul belajar atau banyaknya malah main permainan di handphone (telepon genggam),” kata Agung.

Menurutnya, apabila sang anak bersekolah secara tatap muka, maka sedikitnya ada pengawasan betul-betul dalam menyerap pembelajaran dari gurunya.

“Semesteran tetap bayar, uang bangunan juga tetap bayar full. Tapi fasilitas sekolah gak dirasakan sama siswa, termasuk anak saya. Malah kuota harus terus, jadi biaya lagi,” imbuh Agung.

Agung menuturkan, aktivitas anaknya selama PTM beberapa waktu lalu, dalam satu pekan hanya berlangsung dua hari.

“Kalau alasannya karena Covid-19, anak saya dan anak sekolah lain sudah divaksin. Perbandingannya sama aktivitas pasar aja, itu setiap hari orang datang keluar-masuk tapi gak terjadi cluster. Ini anak sekolah yang udah divaksin, terus prokes dipakai dan pas berangkat juga mandi, tapi gak boleh berkegiatan di sekolah,” tutupnya. (mg5/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan