Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas

Sementara itu, Dadang mengaku, jumlah ternak sapi yang ada di Desa Haurngombong sudah mulai berkurang karena tidak adanya regenerasi.

”Sekitar 30 persen peternak sapi sudah berkurang. Selain karena pengusaha yang nyimpan ternak di sini sudah pada pergi, sekarang anak dari peternak pada gak lanjutin ternak orangtuanya,” imbuh Dadang.

Lebih lanjut, Dadang menjelaskan, potensi bahan bakar gas dari kotoran sapi yang ada di wilayahnya itu, perlu dikembangkan supaya bisa bermanfaat oleh semua warga. Sebab tidak semua peterna mempunyai alat tersebut. Alhasil hanya menggunakan kotoran sapi milik Juju saja.

”Saya harap ada bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan pengelolaan kotoran sapi jadi bahan bakar gas. Kita pihak desa juga tetap upayakan supaya bisa membantu meningkatkan alat supaya semakin bermanfaat bagi warga,” tandasnya. (mg5/win)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan