Siswa SDN Ciloma Sukabumi Seberangi Sungai Cikaso untuk Belajar, Gubenur Jabar Bantu Berikan Perahu

SUKABUMI –  Siswa SDN Ciloma Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi setiap harinya harus melewati sungai Cikaso untuk menuju ke sekolah.

Aktivitas menantang bahaya ini setiap hari dijalani dengan menggunakan perahu kayu milik warga. Selain arus sungai yang dalam, sungai Cikaso ternyata masih terdapat habitat buaya.

Sungai Cikaso merupakan satu-satunya akses menuju sekolah. Adapun jika menempuh akses darat maka para siswa harus menempuh perjalanan puluhan kilometer.

Melihat kondisi ini, Jabar Quick Respon (JQR) segera merespon akan memberikan bantuan berupa perahu sebagai sarana transportasi siswa SDN Ciloma.

Ketua Umum JQR Bambang Trenggono menyebutkan, pemberian Perahu ini sebagai bentuk perhatian Gubernur Jabar Ridwan Kamil agar siswa SD Ciloma tetap bersekolah.

‘’Perahu ini sebagai sarana antar jemput murid SDN CIloma Sukabumi agar para siswa dalam pengawasan selama melintasi sungai,’’kata Bambang dalam keterangannya, Senin, (24/1).

Bambang mengakui, didaerap pelosok Jawa Barat masih banyak sarana penunjang yang perlu mendapat perhatian.

Untuk itu, JQR sudah melakukan pendataan untuk memetakan kebutuhan apa saja yang harus dibantu Pemprov Jabar.

Gubernu Jabar sudah menekankan, kebutuhan yang sifatnya mendesak harus jadi fokus perhatian dan menjadi prioritas.

Harapan Bambang, kasus seperti ini disikapi seadil adilnya, agar seluruh warga Jabar merasakan hasil dan kinerja pemerintahan.

Sementara itu, Kordinator operasional  JQR, Irvan Hilmy mengatakan, Sekolah ini terletak di pinggir Sungai Cikaso ke arah muara laut kidul.

Dia menuturkan, untuk perjanan dari dermaga Cikaso menempuh jarak sekitar 1 jam dengan menggunakan perahu mesin atau sampan.

Para siswa yang bersekolah di SD Ciloma menyebrang Sungai Cikaso pulang pergi dikarenakan letak sekolah SD Ciloma bersebrangan dengan tempat tinggal mereka.

Untuk sekolah sendiri belum memiliki alat transportasi (perahu) sehingga murid harus menunggu perahu lain yang melintas dengan tujuan yang sama.

‘’Jadi tidak jarang siswa pun sering kesiangan. Siswa yang berasal dari Desa Sumberjaya (sebrang sekolah) pun juga harus menyebrang menggunakan perahu warga,”ujar Irvan.

Melihat kondisi ini, JQR segera merespons setelah menerima laporan dari masyarakat dengan melaksanakan proses survey.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan