JAKARTA – Masa pandemi covid-19 muncul berbagai istilah medis baru di masyarakat, yang memaksa masyarakat harus menggunakannya meski tak mengetahui maksudnya. Salah satunya tes pemeriksaan covid-19 yang memiliki berbagai macam istilah.
Tes pemeriksaan COVID-19 saat menjadi satu-satunya cara yang paling efektif untuk memastikan keberadaan virus corona dalam tubuh seseorang.
Hampir semua negara kini memiliki caranya masing-masing untuk melakukan tes COVID-19 dan beberapa tes juga banyak yang tengah dikembangkan produsen komersial.
Namun, sebelum melakukan tes, penting untuk mengetahui bahwa setiap negara memiliki prioritas atau kebijakan tersendiri untuk orang-orang yang perlu melakukan tes.
Selain itu, berbeda jenis tes, berbeda pula metode pemeriksaan dan sampel yang diujikan. Sejauh ini terdapat tiga jenis pemeriksaan COVID-19 yang dapat dilakukan di Indonesia. Seperti dilansir dari laman halodoc.
Jadi sejauh ini pemerintah sudah memiliki tiga jenis pemeriksaan, yakni tes cepat molekuler (TCM), polymerase chain reaction (PCR), dan rapid test. Kenali perbedaan ketiganya berikut:
1. Tes Cepat Molekuler (TCM)
Sebelumnya tes ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB) dengan berdasarkan pemeriksaan molekuler. Metode pemeriksaan COVID-19 ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.
Virus SARS-CoV-2 diidentifikasi pada RNA-nya yang menggunakan cartridge khusus. Hasil tes ini terbilang cukup cepat, karena bisa diketahui hasilnya dalam waktu kurang lebih dua jam. Kamu bisa melakukan pemeriksaan TCM ini di 132 rumah sakit dan beberapa puskesmas yang ditunjuk pemerintah.
2. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi COVID-19 ini akan menggunakan sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Dua lokasi ini dipilih karena menjadi tempat virus akan menggandakan dirinya.
Namun, beberapa sampel seperti sampel cairan dari saluran pernapasan bawah, atau mengambil sampel tinja juga bisa jadi pilihan untuk tes ini. Virus yang aktif akan memiliki material genetika yang bisa berupa DNA maupun RNA.
Pada virus corona, material genetik tersebut adalah RNA. Material ini yang diamplifikasi dengan RT-PCR sehingga bisa dideteksi. Berbeda dengan TCM, metode pemeriksaan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasilnya karena melalui dua kali proses yaitu, ekstraksi dan amplifikasi.