Diminati Sejak Ghozali Viral, Pakar Jelaskan Fungsi NFT

JAKARTA – Pasca Ghozali menjadi viral setelah berhasil menjual foto selfinya seharga milaran rupiah, tren non-fungible token (NFT) sangat pesat dan diminati banyak orang setelah kripto berhasil mendapat tempat di masyarakat dunia. Namun, NFT merupakan suatu yang tidak dapat dipertukarkan karena memiliki keunikan tersendiri sebagai sebuah karya.

Aset NFT dapat berupa karya lukisan, game, musik, dan lainnya. Konsep NFT merujuk pada berkas digital yang disimpan dalam blockchain. Sehingga, foto selfie Ghozali yang dibeli melalui NFT merupakan berkas digital yang memuat sertifikat keaslian atau kepemilikan karya tersebut.

Meskipun karya-karya tersebut dapat beredar bebas dan diduplikasi oleh pengguna internet, namun berkas keasliannya tidak bisa dipalsukan. Orisinalitas itulah yang membuat NFT berharga. Suatu karya dapat diplagiat ribuan kali namun pembeli tetaplah berstatus pemilik aslinya.

Penjualan NFT saat ini melesat sepanjang 2021 dengan total penjualan hampir menembus USD 25 miliar atau sekitar Rp 357 triliun. Berdasarkan data DappRadar, volume penjualan NFT mencapai USD 24,9 miliar pada 2021, naik signifikan juga dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya USD 94,9 juta pada tahun sebelumnya.

Rekor aset NFT termahal saat ini dipegang oleh The Merge. Aset ini terjual dengan mata uang Ethereum yang jika dikonversikan nilainya mencapai USD 91,8 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.

Berdasarkan aplikasi OpenSea, penjualan NFT memuncak pada Agustus, lalu menurun pada September, Oktober dan November yang kemudian meningkat lagi pada Desember 2021.

Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, dalam memutuskan untuk berinvestasi NFT masyarakat harus mengetahui terlebih dahulu dan mempelajarinya secara mendalam.

“Namun memang harus hati-hati sesuatu yang viral biasanya cepet juga tenggelamnya. Orang Indonesia ini kan suka banget sama yang lagi viral. Jadi harus hati-hati dalam bertransaksi di NFT,” kata Nailul Huda saat dihubungi oleh JawaPos, dikutip Sabtu (15/1).

Menurutnya, masyarakat harus memahami nilai unik yang terkandung dalam investasi tersebut. Sebab, setiap produk yang ditawarkan di platform tersebut memiliki keunggulannya masing-masing.

“Masyarakat harus paham akan value, unik, dan investasi di NFT. Barang yang dijual di NFT ini harusnya barang yang mempunyai keunikan tersendiri, karena hanya satu barang maka nilainya akan tinggi dan bisa dijadikan investasi. Maka masyarakat harus paham itu terlebih dahulu,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan