Varian Deltacron Ternyata Hanya Kesalahan Laboraturium

JAKARTA – Publik sempat dihebohkan dengan isu varian Covid-19 gabungan varian Delta dan Omicron atau disingkat Deltacron.

Ahli di negara Siprus membuat dunia heboh dengan menemukan varian Covid-19 terbaru, yakni gabungan dari varian Delta dan Omicron atau disingkat dengan Deltacron. Penelitian diteliti pada 25 kasus yang tertular, di mana terdapat urutan genom genetik yang berbeda.

Temuan varian ini sudah dilaporkan ke GISAID, atau lembaga dunia yang mencatat varian secara resmi. Kejadian ini bermula saat seorang ilmuwan di Siprus mengatakan pada 7 Januari bahwa timnya telah mengidentifikasi varian covid-19 baru pada 25 pasien. Tampaknya merupakan kombinasi dari varian Delta dan Omicron. Dia menjulukinya ‘Deltacron’.

Menurutnya karakter varian virus Korona dapat menggabungkan kembali genomnya dan membentuk galur baru. Seorang ahli virus di Imperial College London Tom Peacock sependapat.

Menurutnya Omicron kemungkinan tidak beredar cukup lama, dalam populasi yang cukup besar, untuk menghasilkan rekombinan sejati. Namun detail genetik Deltacron yang dipublikasikan di database GISAID tidak menyerupai rekombinan. Sebaliknya, Deltacron tampak sangat jelas kontaminasi atau kekeliruan yang terjadi dari laboraturium di mana sekuensing (pelacakan varian) berlangsung.

“Kemungkinan besar semua sampel semuanya diurutkan pada urutan yang sama di laboratorium yang sama pada hari yang sama yang memiliki masalah kontaminasi. inilah yang umumnya ditemukan terjadi di masa lalu,” katanya seperti dilansir dari Quartz, Senin (10/1).

“Varian baru lainnya kemungkinan besar masih akan muncul cepat atau lambat. Tetapi varian Deltacron, adalah satu hal yang tidak perlu dikhawatirkan,” tegasnya. (jawapos-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan