BANDUNG – Masyakarat tidak bisa lepas dari kehadiran teknologi blockchain sebagai motor penggerak utamanya pada era perkembangan industri digital.
Namun, hingga saat ini, masih banyak yang belum memahami manfaat dari teknologi blockchain.
Tokocrypto sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, saat ini terus berupaya memberikan kontribusi positif untuk Indonesia melalui pemanfaatan teknologi blockchain.
Bahkan, Tokocrypto juga saat ini tengah mendukung talenta lokal Indonesia untuk terus berkembang dan berinovasi. Salah satu cara mewujudkannya, Tokocrypto kini tengah menjalin kerja sama strategis dengan salah satu Universitas swasta di Bandung, yakni Telkom University.
Mereka akan menghadirkan pusat inovasi blockchain bernama Pojok Kripto. Chief Operating Officer (COO) Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan hal tersebut guna memberikan literasi kepada sivitas akademika dan masyarakat secara keseluruhan.
Hal tersebut juga, merupakan rangkaian program TokoScholars, yakni sebuah inisiatif Tokocrypto untuk mengenalkan aset kripto bersama ekosistemnya kepada masyarakat luas.
“Pada hari ini, Tokocrypto bersama dengan Telkom University telah meluncurkan Pojok Kripto, sebuah dedicated space dengan tujuan sebagai pusat inovasi, di mana masyarakat dan sivitas akademika dapat belajar dan mengambil kelas khusus untuk memahami teknologi blockchain dan aset kripto,” ujarnya saat ditemui di Telkom University, Senin (10/1).
Selain itu, Teguh juga menyebut Tokocrypto nantinya akan mendukung penuh terkait dengan segala bentuk penelitian yang berkaitan dengan blockchain dan aset kripto. Hal ini diharapkan, dapat memperdalam dan memperluas penetrasi teknologi blockchain ke seluruh penjuru Indonesia.
“Tantangan bagi kami saat ini adalah bagaimana mencari talenta teknologi di bidang blockchain dapat berkontribusi untuk Indonesia. Kerja sama ini dapat memberdayakan talenta lokal untuk mengembangkan kapasitasnya di tanah air,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University, Ratri Wahyuningtyas menjelaskan hal tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para mahasiswa dan pengajar terkait penggunaan blockchain.
“Jadi terkait dengan adanya ini kita akan mensosialisasiak, menedukasi dan pemahaman terutama khususnya lingkungan terdekat kita seperti mahasiswa dan dosen-dosen. Supaya kalaupun berinvestasi mereka akan tau konsekuensi dan resiko-resiko yang dihadapinya,” ujarnya.