Mayoritas Pasien Omicron, Didiagnotis Tanpa Gejala dan Sakit Ringan

136 kasus Covid-19 varian Omicron terdeteksi di Indonesia sejak dua pekan yang lalu kasus pertama diumumkan.

Penyebaran kasus tersebut mayoritas berasal dari para pelaku perjalanan luar negeri. Pada awal tahun ini saja, Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus Omicron bertambah 68 orang.

Maka, total saat ini ada 136 orang di Indonesia yang terpapar varian Omicron. Dilansir Jawa Pos, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, 11 di antara kasus baru itu merupakan warga negara asing (WNA).

Kemudian, dari 68 kasus konfirmasi varian Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala dan 29 orang sakit dengan gejala ringan. Lainnya, 1 orang sakit dengan gejala sedang dan 9 orang tanpa keterangan. ’’Semua kasus baru merupakan pelaku perjalanan luar negeri dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” kata Nadia kemarin (1/1).

Nadia menjelaskan, data WHO menunjukkan kemungkinan akan terjadi peningkatan tambahan kasus yang cepat. Namun, peningkatan okupansi tempat tidur rumah sakit dan ICU tidak setinggi periode varian Delta. Hal itu dilihat dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta. Juga, melihat tingkat risiko keparahan Omicron. ”Artinya, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang rendah,” ujarnya.

Meski demikian, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Dia mengimbau masyarakat untuk menahan diri dengan tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.

Berdasar WHO HQ. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, varian Omicron memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat daripada varian Delta. Itu dilihat pada negara-negara yang telah mengalami transmisi komunitas. Contohnya Inggris.

Di Inggris, tingkat keparahan varian Omicron mengakibatkan 29 kematian. Estimasi risiko masuk perawatan gawat darurat Omicron 15‒25 persen lebih rendah dibandingkan Delta. Estimasi risiko rawat inap akibat Omicron 40‒45 persen lebih rendah.

Nadia menjelaskan, selain terdeteksi 136 kasus, sebanyak 74 persen kasus Omicron dialami mereka yang sudah divaksin lengkap.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan