Presiden Joko Widodo: Pemerintah Sepakati untuk Kelola Bahan Mentah Menjadi Industri Bernilai Tambah

Menko Airlangga menyebutkan, saat ini, smelter nikel yang beroperasi telah mencapai investasi sebesar US$15,7 miliar, untuk kapasitas ferronickel mencapai 969 ribu ton/tahun.

Sedangkan untuk Ekspor produk ferronickel meningkat setiap tahunnya. Pada 2020 mencapai US$4,7 miliar, dan pada periode Januari hingga Oktober 2021 tercatat mencapai US$5,6 miliar.

Menko Airlangga menyebutkan, berdasarkan data World Top Export, ekspor produk berbasis nikel (stainless steel slab, stainless billet dan stainless steel coil) Indonesia menempati peringkat 1 dunia dengan total ekspor senilai US$1,63 miliar di 2020 dan berada di peringkat 4 dalam produksi dunia.

Hal ini dihasilkan dari kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dengan masyarakat akan membawa kemajuan bersama dan berdampak langsung pada pertumbuhan industri.

Selain itu, nilai positif lainnya adalah mendapatkan manfaat penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteran masyarakat melalui kewirausahaan, sekaligus meningkatkan infrastruktur sosial masyarakat juga di dapatkan.

Perlu diketahui, saat ini PT Gunbuster Nickel Industry merupakan industri smelter yang terletak di Kabupaten Morowali Utara.

Industri ini diharapkan akan menghasilkan ferronickel dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton/tahun.

Dengan ditambahnya investasi pada PT Gunbuster Nickel Industry, program hilirisasi mineral berbasis sumber daya alam akan semakin cepat tercapai.

Untuk lini produksi nikel sendiri sebelumnya sudah dilakukan di smelter PT Obsidian Stainless Steel Konawe, Sulawesi Tenggara.

Perusahaan tersebut merupakan smelter penghasil ferronickel dengan kapasitas produksi 2,2 juta ton/tahun dan billet stainless steel dengan kapasitas produksi 3 juta ton/tahun.

Sementara, PT Virtue Dragon Nickel Industry merupakan smelter penghasil ferronickel dengan kapasitas produksi 1 juta ton/tahun.

PT Obsidian Stainless Steel, PT Virtue Dragon Nickel Industry, dan PT Gunbuster Nickel Industry, secara total telah berinvestasi sebesar US$8 miliar, dengan penyerapan tenaga kerja lebih kurang 27 ribu orang.

‘’Ketiga perusahaan smelter tersebut akan menjadi  bagian rencana Pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri dalam peningkatan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri,’’kata Menko Airlangga. (rep/fsr)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan