Inggris Terapkan Aturan Ketat, Buntut Merebaknya Kasus Covid-19 Varian Omicron

INGGRIS – Pemerintah Inggris kembali menerapkan aturan ketat terkait kenaikan kasus covid-19 akibat dari merebaknya varian Omicron, kenaikan mencapai dua kali lipat dalam 2–3 hari sekali.

Perdana Menteri (PM) Boris Johnson mengungkapkan Jika dibiarkan, hal itu akan berisiko pada menaikkan angka pasien yang dirawat di rumah sakit.

’’Adalah hal yang sebanding dan bertanggung jawab untuk pindah ke rencana B,’’ ujar Johnson yang pada Kamis (9/12)

Dalam mekanisme rencana B tersebut, Boris menjelaskan, pengunjung tempat-tempat hiburan malam yang buka hingga dini hari harus menunjukkan kartu bukti vaksin. Acara di dalam ruangan yang menghadirkan lebih dari 500 orang juga wajib konfirmasi status vaksin. Untuk acara luar ruangan, batasannya adalah di atas 4 ribu orang.

Ada beberapa tempat yang tidak perlu menunjukkan kartu vaksin. Yakni, tempat beribadah, pernikahan, pemakaman, ritual keagamaan seperti pembaptisan, serta acara luar ruangan yang tidak dimintai tiket.

Penduduk juga diminta bekerja dari rumah mulai Senin (13/12). Mereka boleh bekerja di kantor jika memang kehadirannya penting. Mereka juga wajib memakai masker saat berbelanja, di transportasi umum, teater, bioskop, dan restoran. Semua orang dari luar negeri yang masuk ke Inggris harus diisolasi hingga hasil tes PCR kedua mereka menunjukkan negatif Covid-19. Jika ada kontak dengan pasien Omicron, wajib isolasi 10 hari tanpa kecuali.

Kebijakan baru itu diharapkan bisa mengurangi angka penularan tanpa melukai perekonomian. Jika berhasil, penduduk bisa menikmati libur Natal dan tahun baru dengan aturan lebih longgar. Namun, jika tidak, ada kemungkinan pemerintah kembali menerapkan lockdown.

Saat ini, kasus penularan Covid-19 di Inggris sudah lebih dari 10 juta dan sekitar 146 ribu orang meninggal. Itu adalah korban jiwa tertinggi di Eropa. Pada Rabu, ada 568 kasus yang dinyatakan varian Omicron saja. ’’Jumlah riil di lapangan mungkin justru mendekati 10 ribu,’’ ucap Menteri Kesehatan Sajid Javid.

Kebijakan tersebut diambil Johnson saat dirinya tengah dihujat seantero negeri. Pasalnya, beredar rekaman video tentang ajudannya yang bercanda tentang pesta Natal ilegal di Downing Street. Itu terjadi saat lockdown parsial tahun lalu. Kasus tersebut masih diselidiki.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan