CIANJUR – Peringatan BMKG akan adanya cuaca buruk bahkan Tsunami selama akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022, sepertinya menambah cemas warga pesisir Cianjur Selatan. Pasalnya lima alat Tsunami Early Warning System (TEWS) atau sistem peringatan dini tsunami, yang terpasang di laut selatan Cianjur rusak dan tidak bisa berfungsi lagi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Rudi Wibowo, mengungkapkan, tidak berfungsinya alat sistem peringatan dini tsunami tersebut, karena mengalami kerusakan akibat usia tua dan cuaca sejak empat tahun terakhir.
Alat pendeteksi tsunami yang terpasang sejak beberapa tahun lalu tersebut ada di tiga pantai di Kecamatan Cidaun, Sindangbarang dan Agrabinta.
“Alat tersebut sudah terpasang beberapa tahun yang lalu, namun sejak empat tahun terakhir sudah rusak dan tidak berfungsi. Kita tidak dapat melakukan perbaikan karena milik BNPB,” ujarnya, Minggu (5/12).
Rudi menjelaskan, rusaknya alat pendeteksi dini tsunami tersebut akibat lapuk termakan usia dan faktor cuaca. Bahkan, pihaknya telah melaporkan hal tersebut, namun hingga saat ini belum ada perbaikan. Atau jawaban pasti dari BNPB terkait kapan akan ada perbaikan.
“Kami tidak bisa memperbaiki karena bukan ranahnya. Kita hanya melakukan pengawasan terhadap alat deteksi yang sudah ada oleh BNPB,” katanya.
“Sejak alat dipasang di pantai selatan Cianjur, tidak disertai dengan serah terima, sehingga kami tidak tahu harus berbuat apa, meski alat pendeteksi tsunami sangat dibutuhkan,” sambung Rudi.
Menurut Rudi, rusaknya alat pendeteksi dini tsunami tersebut bukan hanya terjadi di Cianjur saja melainkan juga di berbagai wilayah di Indonesia.
Sebagai antisipasi, pihaknya telah memasang rambu jalur evakuasi. Dan sedang melakukan edukasi mitigasi kebencanaan, di daerah rawan terjadinya bencana tsunami di pantai selatan Cianjur.
“Imbauan waspada tetap kita gencarkan, terlebih warga di pesisir sudah jeli membaca tanda alam. Mereka diminta untuk mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana termasuk tsunami. Kami juga siagakan relawan untuk memantau dan mengawasi situasi di pesisir, ” pungkasnya.(mg1/hyt)