Tambang Kripto Buat Kazakhstan Krisis Listrik

JAKARTA – Cryptocurrency atau kripto belakangan ini sedang menjadi tren dan bahkan sejumlah pihak meyakini bahwa aset digital tersebut bisa menjadi semacam ‘mata uang’ baru. Oleh karenanya, banyak orang kini berusaha menambang kripto.

Di Kazakhstan, penambangan mata uang kripto melalui tambang kripto dilaporkan sampai menghabiskan banyak energi. Bahkan memicu krisis listrik di sana. Bukan tanpa alasan, dalam laporannya disebutkan juga kalau saat ini ada sekitar 87.849 rig penambangan yang pindah dari Tiongkok ke Kazakhstan.

Karenanya, menurut data University of Cambridge, Kazakhstan kini negara nomor dua dengan tambang crypctocurrency terbanyak, setelah Amerika Serikat. Financial Times juga melaporkan, operator jaringan listrik negara KEGOC akan mulai menjatah listrik untuk 50 penambang mata aset kripto yang terdaftar saja.

Hal tersebut dilakukan setelah permintaan mereka dilaporkan menggunakan mode shutdown darurat di tiga pembangkit listrik pada Oktober lalu. Mereka juga akan menjadi yang pertama terputus jika ada kegagalan jaringan.

Kazakhstan juga diketahui tengah berupaya menggandeng perusahaan energi Rusia untuk menambah kebutuhan listrik nasionalnya. Kemudian, para penambang aset kripto yang terdaftar juga dibebankan biaya kompensasi tambahan mulai 2022.

Penambang kripto yang terdaftar akan dikenakan biaya kompensasi tambahan sebesar KZT 1 atau sekitar Rp 32,88 untuk setiap kilowatt-jam mulai tahun 2022. Namun, upaya tersebut akan memakan waktu, dan ini memaksa penambang untuk mengurangi atau memindahkan peralatan.

Seperti sudah disinggung di atas, meningkatnya jumlah penambang cyrptocurrency di Kazakhstan disebut tidak lepas dari larangan pemerintah Tiongkok. Sejak Tiongkok melarang penambangan cryptocurrency, sejumlah penambang tersebut hijrah ke Kazakhstan dan jumlahnya terus bertambah sampai saat ini.

Sebagai antisipasi lanjutan, pemerintah dan operator listrik lokal juga telah melakukan pemadaman listrik pada peningkatan jumlah penambang kripto yang tidak terdaftar yang secara ilegal menghasilkan mata uang dari rumah atau bahkan pabrik mereka.

Listrik sendiri dikatakan relatif murah di Kazakhstan. Hal itu menjadikannya surga bagi perusahaan yang berharap mendapat untung lebih besar dari operasi tambang kripto di sana. (jawapos-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan