BANDUNG – Sejumlah tantangan hadir dalam pembangunan Supply Chain Centre di Jabar. Selain belum terintegrasinya pelaku usaha di hulu dan hilir, ekosistem Supply Chain Centre belum bersinergi dengan perbankan dan lembaga keuangan terkait skema pembiayaan.
Untuk mengatasi dua tantangan tersebut, pembenahan rantai pasok antara pelaku usaha di hulu dan hilir perlu dilakukan dengan penentuan lokasi, nilai tambah, distribusi logistik dan transportasi. Kemudian, kerja sama inklusif antara Supply Chain Centre dan perbankan serta lembaga keuangan harus diterapkan.
Demikian kesimpulan dalam Forum Group Discussion (FGD) Pembiayaan Supply Chain Centre Jabar di Kantor Bappeda Jabar, Kota Bandung, Selasa (23/11/2021). Adapun yang hadir dalam FGD tersebut Ketua Harian KPED Jabar Ipong Witono, perwakilan perbankan, LAPI ITB, SBM ITB, Amartha, dan Divisi PTT KPED Jabar.
Perwakilan Divisi UMKM Rochadi Tawaf menuturkan, komunikasi perbankan dan peternak selama ini belum berjalan mulus. Padahal, perbankan merupakan salah satu mitra pelaku industri.
“Sehingga Supply Chain Centre ini dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kemitraan lembaga keuangan maupun perbankan,” kata Rochadi.
Menurut Rochadi, sistem kebijakan Supply Chain Centre dapat terintegrasi dalam kemitraan bisni yang berlaku. Nantinya, Satgas Kemitraan berperan sebagai pengawan program pemerintah untuk melakukan monitoring melalui sistem Supply Chain Centre.
“Tindak lanjut Supply Chain Centre dengan implementasi pilot project, sistem pembiayaan, dan monitoring dana bantuan, kemitraan dari dinas, maupun SKPD terkait,” ucapnya.
Perwakilan BRI yang hadir dalam FGD tersebut menuturkan, sangat memungkinkan BRI berkolaborasi pada program Supply Chain Centre karena program yang ada saat ini untuk seluruh kelompok bisnis.
Walaupun dari sisi analisa risiko, perusahaan/principal lebih mudah dibandingkan koperasi. Jika koperasi memiliki track record yang baik, maka pendanaan bisa dilakukan.
Hal senada dikatakan Perwakilan Amartha Microfinance, Karina. “(Amartha) Terbuka untuk kolaborasi program Supply Chain Centre, Amartha dengan pola bisnis yang dijalankan saat ini,” ucap Karina.
Sementara itu, perwakilan Telkom mengatakan bahwa platform yang menghubungkan antara industri hulu dan hilir milik Telkom sejalan dengan skema Supply Chain Centre. Aset dan platform yang dimiliki oleh Telkom bisa pula menjadi bagian dari implementasi Supply Chain Centre.