Siaga Satu, BPBD Jabar Waspadai Bencana Hidrometeorologi

BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jabar, TNI, Polri dan instansi terkait, serta elemen masyarakat menyatakan siap menghadapi risiko bencana hidrometeorologi di Jabar. Kesiapan itu dinyatakan melalui Apel Siaga Bencana Tahun 2021, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (22/11).

Gubernur Ridwan Kamil selaku inspektur apel menjelaskan, musim hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan Jawa Barat ditetapkan siaga satu sebagai daerah darurat bencana hidrometeorologi. Penetapan siaga satu itu dimulai sejak Oktober 2021 lalu hingga Januari 2022 tahun depan.

“Karena BMKG sudah memberikan warning dan memprediksi musim hujan yang sesekali curahnya sangat ekstrem akan terjadi hingga Desember dan maksimalnya Januari tahun depan, maka dari Oktober lalu kami sudah siaga satu dan apel sekarang ini penguatan semangat pasukan, bahwa pasukan Jabar sudah sangat siap untuk menanggulangi bencana,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa-Kang Emil ini, Selasa (23/11).

Disebutkan, pihaknya telah menerima 500 laporan bencana selama Oktober lalu hingga saat ini. Bencana tersebut rata-rata terjadi di Jabar bagian Tengah ke Utara berupa banjir. Sementara di Jabar bagian Tengah ke Selatan berupa bencana longsor.

“Mudah-mudahan dari tahun ke tahun jumlah bencana ini semakin sedikit. Sehingga kami bisa lebih fokus membangun Jabar lebih baik,” harap Kang Emil.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jabar Dani Ramdan mengatakan, pihaknya sengaja melaksanakan apel itu khusus menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Jabar.

“Karena sesuai perkiraan cuaca, dan juga  peringatan dini dari BMKG bahwa wilayah Jabar di Oktober lalu sudah memasuki awal musim hujan sampai November dan Desember. Puncaknya diperkirakan sebagian besar di Januari hingga Februari,” kata Dani, di sela-sela apel.

Dani menuturkan, setiap musim hujan di Jabar selalu terjadi bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor dan angin puting beliung.

Maka dari itu, Dani menganggap apel bencana tersebut penting dilaksanakan guna menyatukan persepsi semua pemangku kebijakan yang berkaitan dengan penanggulangan bencana untuk sama-sama mewaspadai bencana.

“Dengan apel ini menunjukkan bahwa kami dalam posisi siaga satu atau siaga darurat bencana. Maka setiap instansi harus standby 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, untuk setiap saat bisa dimobilisasi, dipergerakkan setiap personel lengkap dengan peralatan dan logistiknya ke lokasi-lokasi bencana di Jabar,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan