Dari intensitas pemanfaatan IoT Ini berbanding lurus dengan munculnya ancaman-ancaman di era digital ini. Yang mana secara dimensional, ancaman era digital atau sering kita kenal dengan ancaman siber terdiri dari beberapa unsur kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu:
- Sosial budaya, antara lain: Pencurian Identitas, Pelanggaran Hak Cipta & Pornografi.
- Keselamatan umum, antaranya Serangan Siber terhadap Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional
- Teknologi, antara lain: Serangan Siber (DDoS (Distributed Denial of Service / Membanjiri permintaan kepada sistem dengan tujuan untuk melumpuhkan sistem), Hacking (mengakses sistem secara ilegal), Phishing (melakukan penipuan dengan cara mengelabui pengguna sebagai web/sistem asli), dll), Targeted Attack / APT dan Pemanfaatan Dark Web untuk aktivitas Ilegal.
- Ideologi, antara lain digunakan dalam hal sebagai penyebaran Radikalisme, Terorisme, Liberalisme.
- Politik, antara lain: Provokasi Politik, Hoax, SARA, Hate Speech, Anti Pemerintah.
- Ekonomi dengan melakukan Serangan Siber pada Sektor Finansial, Penipuan Online
Teknologi Internet memberikan kemudahan bagi siapapun dalam memperoleh informasi termasuk informasi terkait metode eksploitasi terhadap sistem informasi. Kondisi ini dapat memperbesar peluang munculnya serangan terhadap suatu negara yang tidak hanya berasal dari Nation-State Actor namun juga berasal dari Perusahaan, Grup bahkan Individual (All Spectrum) dengan potensi tingkat resiko yang sama. Salah satu bentuk ancaman siber atau era digital yang paling rentan dalam pertahanan bangsa dan negara ialah terhadap sasaran yang menargetkan kepada psikologis individu/kelompok/masyarakat/bangsa untuk mengubah Emosi, Sikap, Tingkah Laku, Opini, dan Motivasi (ESTOM), bahkan ideologi sesuai dengan yang diharapkan pihak penyerang. Contohnya ialah penggunaan oleh jaringan Radikalisme memanfaatkan IoT untuk menyebarkan Hoax serta misinformation sehingga mengubah perilaku bahkan ideologi berujung pada perubahan tindakan Terorisme. Sasaran ini sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menghindari serangan ini, maka setiap warga negara harus memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan Bela Negara.
Istilah generasi millennial belakangan ini sedang booming dan akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika yaitu William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau generasi Y, yang akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok