JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengakui bahwa sistem pendidikan Indonesia sebelum pandemi pun sudah tertinggal dengan negara lain. Hal tersebut terlihat dari angka Programme for International Student Assessment (PISA).
Kata dia, pandemi ini membuka dan memperbesar berbagai jenis ketimpangan yang sebenarnya sudah ada sebelumnya di sistem pendidikan Indonesia.
“Sebelum pandemi pun kita sudah sebenarnya ketinggalan itu dari angka PISA kita dibandingkan dengan negara-negara lain, kita sudah ketinggalan di bidang numerasi literasi dan sains, kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita, dengan negara lain,” ungkap dia dalam webinar Bangkit Bareng, Selasa (28/9).
Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Pada kategori kemampuan membaca, Indonesia menempati peringkat ke-6 dari bawah (74) dengan skor rata-rata 371, turun dari peringkat 64 pada tahun 2015.
Lalu pada kategori matematika, Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Turun dari peringkat 63 pada tahun 2015. Sementara pada kategori kinerja sains, Indonesia berada di peringkat ke-9 dari bawah (71), yakni dengan rata-rata skor 396. Turun dari peringkat 62 pada tahun 2015.
Pandemi pun memperburuk kondisi daerah-daerah di mana tingkat sosial ekonomi itu masih rendah. Oleh karenanya, dikhawatirkan learning loss akan semakin melebar di Tanah Air. “Kita melihat akses internet, akses gawai itu semuanya memperburuk ketimpangan tersebut,” tandas Nadiem. (jawapos)