Gubernur Jabar Pangkas Anggaran yang Enggak Penting di Masa Pandemi

BANDUNG — Untuk efesiensi anggaran, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan pemangkasan pada anggaran-anggaran yang dinilai tidak menjadi prioritas pada APBD Perubahan 2021.

Menurtnya, pada pos belanja banyak sekali yang dipangkas seperti belanja operasional, di mana di dalamnya  meliputi belanja perjalanan dinas, belanja makanan dan minuman, paket rapat, belanja alat/bahan kegiatan kantor, belanja sewa, dan lain-lain.

‘’Belanja insentif pemungutan pajak daerah, serta rasionalisasi belanja hibah juga terkena efesiensi, dengan melihat porsinya,’’kata Ridwan Kamil usai sidang paripurna, Kamis, (24/9).

Selain itu, belanja modal juga tak luput dari pemotongan dengan tujuan efesiensi. Adapun belanja ini berasal dari efisiensi paket pekerjaan yang bisa ditunda untuk tahun berikutnya atau diperkirakan sampai dengan akhir tahun tidak selesai dilaksanakan, serta belanja modal pendukung kegiatan.

Belanja transfer juga ikut dikurangi yang meliputi penyesuaian belanja bagi hasil pajak kepada kabupaten/kota sebagai dampak penurunan target pendapatan pajak daerah, dan juga efisiensi belanja bantuan keuangan.

Kendati begitu, Kang Emil-sapaan akrab Gubernur memastikan program pendidikan dan kesehatan akan terus didorong dalam rancangan APBD Perubahan 2021 yang saat inI sedang dibahas dengan DPRD.

Dalam nota keuangan RAPBD-P, Pemda Provinsi Jabar menyampaikan ada revisi pada pendapatan daerah dari semula Rp41,1 triliun menjadi Rp36,09 triliun.

Adapun rinciannya adalah pendapatan asli daerah semula Rp25,06 triliun menjadi Rp19,55 Triliun. Sementara pendapatan transfer, semula Rp16,38 triliun naik menjadi Rp16,49 triliun. Sedangkan pendapatan lain-lain yang sah dari Rp23,37 miliar menjadi Rp40,88 miliar.

“Proses secepatnya terkait perubahan anggaran 2021. Karena banyak asumsi, pendapatan kami berkurang, sehingga APBD kita mengalami koreksi hampir lebih dari Rp5 triliun,” pungkas Kang Emil. (yan).

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan