Taliban Kembali Berkuasa

Pemerintahan yang pro-Barat akhirnya berdiri, dibawah pemerintahan Presiden Hamid Karzai. Sekolah, rumah sakit, fasilitas publik dibangun, ribuan perempuan yang dilarang sekolah di masa Taliban, akhirnya bisa sekolah. Perempuan akhirnya bisa kuliah, bekerja, dan menjadi anggota parlemen dan pejabat pemerintah. Media independen bermunculan. Tapi korupsi juga merajalela, dana ratusan juta dolar untuk pembangunan dan investasi diselewengkan, sehingga pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya.

Pada 2014, AS menyimpulkan perang dengan Taliban tidak bisa dimenangkan secara militer dan hanya perundingan damai yang bisa mengakhiri konflik. Pasukan internasional NATO mengakhiri misi mereka, meninggalkan Afghanistan ke tangan militer Afghan. Obama mengakhiri operasi perang utama pada 31 Desember 2014 dan beralih melatih dan membantu pasukan keamanan Afghanistan.

Pada saat itulah Taliban mendapat kesempatan dan berhasil merebut banyak wilayah. Dan pada tahun 2018, Pemerintahan Donald Trump mulai berdialog dengan Taliban tanpa melibatkan pemerintahan Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani. Perundingan damai antara AS dan Taliban dilakukan beberapa kali dan berakhir pada kesepakatan penarikan mundur pasukan AS dalam perundingan di Qatar pada Februari 2020.

Kesepakatan itu berisi pasukan AS harus meninggalkan Afghanistan pada 1 Mei 2021. Sebagai imbalannya Taliban berjanji akan memutus hubungan dengan kelompok teroris seperti Al Qaidah dan ISIS cabang Afghanistan, mengurangi kekerasan dan bernegosiasi dengan pemerintahan Afghanistan yang didukung AS.

Namun kesepakatan itu tidak menyinggung konsekuensi jika Taliban tidak memenuhi janjinya. Taliban sebagian besar tampak acuh tak acuh terhadap tawaran perdamaian, dan tampaknya berniat meraih kemenangan militer untuk memahkotai kembalinya kekuasaan setelah penggulingan mereka 20 tahun lalu setelah serangan 11 September di AS.

Saat pertempuran terus berkecamuk, puluhan ribu orang bergerak di dalam negeri, dengan keluarga-keluarga yang melarikan diri dari kota-kota yang baru direbut Taliban. Kesepakatan AS-Taliban ini tidak menghentikan serangan Taliban, mereka kemudian beralih melancarkan serangan ke pasukan Afghanistan dan warga sipil. Wilayah kekuasaan mereka semakin luas.

Dan akhirnya Taliban masuk dan menaklukan kota Kabul pada 15 Agustus 2021, tepat 20 tahun setelah mereka terusir dari istana. Kemudian tentara AS secara bertahap ditarik dari Afganistan, sampai tanggal 31 Agustus 2021, sebagai penerbangan terakhir pasukan AS dari Afganistan. Zabihullah Mujahid, kepala juru bicara Taliban, mengatakan pada pukul 24.00 tanggal 31 Agustus 2021, seluruh pasukan AS telah kembali ke negaranya, negara kami memperoleh kemerdekaan penuh. Senada dengan Zabihullah, Anas Haqqani, seorang petinggi senior Taliban, mengatakan “kami telah membuat sejarah lagi”.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan