Taliban Kembali Berkuasa

Oleh: Ade Priangani*

Taliban pernah berkuasa di Afganistan, sekitar tahun 1996 sampai kemudian ditumbangkan oleh Amerika Serikat, pasca  tragedi WTC (black September) tahun 2001. Sebulan   setelah serangan WTC 11 September, AS memulai kampanye perang melawan terorisme di Afganistan, dengan tujuan menggulingkan kekuasaan Taliban, yang dituduh melindungi al-Qaeda, serta untuk menangkap Osama bin Laden.

Dalam menjalankan kampanyenya, mereka memberikan dukungan kepada Aliansi Utara Afganistan, dengan dukungan dari Inggris, Prancis, Belanda, dan Australia. Saat itu, Presiden George W. Bush menuduh Osama bin Laden sebagai aktor utama penyerangan 11 September 2001. Osama bin Laden diduga disembunyikan oleh Taliban yang menguasai Afganistan. George W. Bush meminta Taliban untuk menyerahkan Osama bin Laden, tetapi Taliban menolak. Mereka meminta bukti-bukti yang lebih jelas kepada Amerika Serikat, namun Amerika Serikat menolak dan menganggap permintaan Taliban sebagai hal yang mengulur-ulur waktu.

Pada 7 Oktober 2001, AS memulai Operasi Kebebasan Abadi (Operation Enduring Freedom) (2001-2014) dan berubah nama menjadi Operation Freedom’s Sentinel (2015-sekarang), tidak lebih dari 2 (dua) bulan, AS dapat menundukkan Taliban, dan mendudukan Hamid Karzai sebagai Presiden Afganistan, yang pro AS.

Taliban adalah faksi politik dan agama ultra-konservatif yang muncul di Afghanistan pada pertengahan 1990-an, ketika penarikan pasukan Soviet dan runtuhnya rezim komunis Afghanistan serta kehancuran tatanan sipil di negara tersebut. Nama Taliban berasal dari bahasa Pashto yang artinya murid. Anggota kelompok Taliban memang sebagian besar terdiri dari siswa di madrasah yang didirikan untuk pengungsi Afghanistan pada 1980-an di Pakistan Utara.

Taliban muncul pada 1994 sebagai kekuatan yang menginginkan ketertiban sosial di provinsi Kandahār. Pada akhir tahun 1996, kekuatan Taliban membesar karena dukungan dari kelompok etnis Pashtun di selatan Afghanistan serta bantuan dari unsur-unsur Islam konservatif di luar negeri. Hal itu memungkinkan Taliban untuk merebut ibu kota, Kabul, dan menguasai pemerintahan.  Meski demikian terdapat perlawanan terutama dari kelompok etnis non-Pashtun, yaitu Tajik, Uzbekistan, dan Hazara. Namun, pada 2001 Taliban menguasai semua wilayah kecuali sebagian kecil dari Afghanistan Utara. Dan kelompok inilah yang digandeng AS untuk menumbangkan rezim Taliban diakhir tahun 2001.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan