Tiga Kandidat Calon Ketua KNPI Jabar Harus Bertarung ‘Fair’

BANDUNG – Musyawarah Daerah (Musda) XV DPD KNPI Jabar akan digelar di Kabupaten Garut. Saat ini Sudah ada tiga bakal calon yang akan memperebutkan kursi ketua untuk periode 2021-2024, yaitu Ridwansyah Yusuf, Hendra Guntara dan Farda Sanberra.

Ketiga calon ketua KNPI Jabar tersebut diharapkan bisa melayani kepentingan pemuda dan melahirkan ide gagasan pembangunan kepemudaan di Jawa Barat yang sudah dalam posisi baik. Karena itu, musda mendatang harus lahir dari sebuah kompetisi pemilihan, bukan melalui aklamasi.

Ketua DPD KNPI Kabupaten Indramayu Yoga Rahardiansyah mengatakan, seluruh DPD KNPI tingkat kota/kabupaten se-Jawa Barat telah melakukan konsolidasi dan merekomendasikan beberapa hal. Paling penting, KNPI kota/kabupaten mendukung proses pelaksanaan musda yang sudah dilaksanakan DPD KNPI Jabar.

“Jika ada upaya-upaya yang menghambat proses musda, kita ada di belakang DPD Jabar. Berdasarkan dInamika yang ada, kokab menilai ini ajang demorkatisasi kedaulatan pemuda Jabar,” kata Yoga saat dihubungi melalui telepon, Senin (23/08).

Menurut Yoga, Musda menjadi arena adu gagasan dari para kandidat kepada perwakilan organisasi kepemudaan dan DPD kokab.

“Saya berharap kontestasi berjalan fair, memunculkan figur ketua KNPI yang jadi solusi bagi pemuda Jabar,” ujarnya.

Menurut Yoga, dalam musda mendatang harus melalui sebuah kompetisi yang sesuai dengan dinamika KNPI, yaitu pemilihan dan tidak aklamasi.

Proses pemilihan penting dilakukan supaya OKP dan DPD KNPI kokab mengetahui dan menilai sendiri kualitas masing-masing kandidatnya.

“Dalam proses politik wajar-wajar saja ada aklamasi. Namun kita berharap tidak ada proses aklamasi. Seleksi pemilihan akan menciptakan figur ketua KNPI yang berkualitas,” jelasnya.

Terpisah, tokoh pemuda Jabar Aap Salapudin mengatakan, masing-masing bakal calon merupakan pemuda unggul dengan basis memadai untuk meimpin KNPI Jabar.

Seluruhnya harus diberi ruang sebesar-besarnya untuk berkompetisi dan tidak terkooptasi oleh kepentingan tertentu.

“Tiap musda selalu ada politik kebersamaan dengan kader yang punya potensi dan harapan. Ini harus diberi ruang oleh semua. Kemarin sempat ada langkah normatif yang sangat kaku sehingga membuat kecewa para balon,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan